Berita

Dispar Bali Sebut Bali Selatan Tidak Overtourism Tetapi Overconcentrated

870 Views

DENPASAR, OborDewata.com – Kawasan Bali Selatan tidak mengalami overtourism melainkan overconcentrated. Hal tersebut diungkapkan oleh, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun. Hal tersebut diungkapkannya pada monitoring kesiapan destinasi wisata sesuai surat edaran Wisata Aman Nyaman dan Menyenangkan di Kantor Dinas Pariwisata Bali.

“Kita sudah mengusulkan untuk melakukan tata kelola Bali yang dalam hal ini moratorium penghentian pembangunan alih fungsi lahan sementara sampai Tahun 2026. Memang alih fungsi lahan ini dirasakan terkonsentrasi di Bali Selatan makanya bukan overtourism tapi overconcrete dan kita juga ajukan termasuk Nusa Penida karena itu menjadi atensi kita bersama,” jelas, Tjok Pemayun pada, Kamis 26 Desember 2024.

Bali dikatakan overconcrete sebab segala jenis pembangunan ada di Bali Selatan dilihat dari kegiatan usaha yang ada di Bali Selatan. Belum lagi permasalahan kendaraan yang macet, termasuk bagaimana pembangunan yang masif dilakukan.

“Sehingga kami berupaya ajukan moratorium, mencoba menyusun pola perjalanan. Bali itu kan tidak hanya di Bali Selatan, tapi ada Bali timur, Utara, dan barat. Itu sudah selesai kami kerjasama dengan Udayana untuk menyusun pola perjalanan,” bebernya.

Pola perjalanan ini sudah ia komunikasikan dengan Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Bali setelah itu ASITA akan menjual pola perjalanan tersebut ke partnernya. Pola perjalanan ini diharapkan dapat berjalan pada tahun depan.

“Yang membuat wisatawan dominan berada di Bali Selatan disebabkan aksesibilitas di Bali Selatan paling mudah. Menuju ke Bandara, pusat kuliner dan beberapa daya tarik juga terasa dekat,” imbuhnya.

Jumlah kunjungan wisatawan ke Bali tercatat sampai dengan November 2024 sebanyak 5,8 juta wisman yang didominasi Australia, India, China, Eropa, dan Asia Tenggara. Sementara wisatawan domestik sebesar 9,1 juta. tim/dx