DENPASAR, OborDewata.com – Di tengah beragam tantangan ketidakpastian geopolitik global dan momentum tahun politik di dalam negeri, sepanjang tahun 2024 perkembangan Pasar Modal Indonesia tetap menunjukkan menunjukkan resiliensinya.
Hal tersebut ditunjukkan dengan tren positif pada berbagai indikator seperti stabilitas pasar, tingkat aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, serta peningkatan jumlah investor
ritel dengan pesat.
Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam sambutannya pada Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024 di Jakarta, Senin.
“Berkat kerja keras, sinergi, dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal Indonesia, kita berhasil menghadapi berbagai tantangan tersebut dengan penuh optimisme. Bahkan, tidak hanya bertahan, tetapi juga terus mencatatkan berbagai capaian positif sepanjang tahun 2024, yang menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam mendukung pertumbuhan dan stabilitas pasar modal di tanah air,” kata Inarno.
Hadir dalam kegiatan tersebut Jajaran Anggota Dewan Komisioner OJK yaitu Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono, dan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi, Jajaran Direksi dan Komisaris Self Regulatory Organization, serta perwakilan pimpinan pelaku industri Pasar Modal.
Sebelumnya kegiatan ini diawali dengan kegiatan Konferensi Pers Penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024 dengan narasumber Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek I. B. Aditya Jayaantara, Direktur
Utama PT Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, Iding Pardi, serta Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Samsul Hidayat.
Hingga 27 Desember 2024, IHSG ditutup di posisi 7.036,57, dengan kapitalisasi pasar mengalami pertumbuhan sebesar 5,05 persen ytd menjadi Rp12.191triliun. Pasar Surat Utang Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan ditutup di level 392,36, mencatatkan kenaikan sebesar 4,74 persen ytd.
Kinerja Reksa Dana per 24 Desember 2024 dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp840,07 triliun atau meningkat sebesar 1,37 persen ytd. Sementara dari Pasar Modal Syariah, per 27 Desember 2024 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat diposisi 213,86 atau tumbuh sebesar 0,57 persen, dengan nilai kapitalisasi pasar
mencapai Rp6.759,54 triliun, atau tumbuh sebesar 9,98 persen.
Dari aktivitas penghimpunan dana di Pasar Modal, hingga 27 Desember 2024 telah tercatat 187 penawaran umum, termasuk 35 Emiten baru, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp251,04 triliun atau capaian ini telah melampaui target Rp200 triliun, hal ini mencerminkan bukti nyata kepercayaan yang terus menguat terhadap pasar modal Indonesia.
Dari sisi transaksi perdagangan karbon, secara akumulasi sejak diluncurkannya pada 26 September 2023 hingga 27 Desember 2024, tercatat volume transaksi mencapai 908.018
ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi akumulasi mencapai Rp50,64 miliar.
“Pencapaian ini menunjukkan respons positif terhadap inisiatif dan upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan,” kata Inarno.
Lanjutnya, capaian luar biasa juga terjadi dari sisi pertumbuhan jumlah investor. Per 24 Desember 2024 jumlah SID mencatatkan dan melebihi target dengan bertambahnya 2,6 juta investor baru, sehingga saat ini jumlah totalnya tercatat sebesar 14,81 juta SID.
Menariknya, mayoritas SID individu didominasi oleh generasi muda di bawah usia 40 tahun, yang mencapai lebih dari 79 persen dari total SID. Hal ini menunjukkan potensi besar generasi ini dalam mendorong pertumbuhan pasar modal di masa depan. tim/dx