BADUNG, OborDewata.com – Upacara Melaspas yang mengundang perhatian masyarakat di Desa Adat Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, digelar pada Selasa (3/12). pasalnya Tokoh Anak Muda yang sekaligus juga menjabat Ketua Komisi I DPRD Badung, Bima Nata turut mendampingi mendampingi Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, dalam acara tersebut.
Upacara ini tidak hanya merupakan momen spiritual bagi warga, tetapi juga menjadi simbol kekuatan gotong royong yang terus hidup dalam masyarakat Bali. Bupati Giri Prasta mengapresiasi semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh masyarakat Desa Pelaga dalam melaksanakan karya Dewa Yadnya tersebut. Dalam sambutannya, Bupati Giri Prasta mengungkapkan rasa bangganya atas pelaksanaan upacara yang berjalan dengan penuh keharmonisan dan semangat kolektif.
“Upacara ini bukan hanya soal pemulihan fisik tapakan, tetapi juga tentang memperkuat ikatan sosial dan budaya. Di Desa Adat Pelaga, kita melihat bagaimana gotong royong benar-benar menjadi pondasi dalam melaksanakan setiap kegiatan adat,” ujar Bupati Giri Prasta.
Sumbangan pribadi dari para tokoh masyarakat juga menjadi sorotan dalam upacara ini, sebagai contoh nyata dukungan terhadap pelestarian adat dan budaya. Bupati Giri Prasta menyumbangkan dana sebesar Rp 25 juta, yang diikuti oleh anggota DPRD Badung Bima Nata dengan nominal yang sama, serta tokoh masyarakat I Wayan Adi Arnawa yang memberikan sumbangan Rp 10 juta.
Bendesa Adat Pelaga, I Ketut Budiasa, juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Ia mengungkapkan bahwa upacara melaspas ini dilaksanakan setelah salah satu tapakan Ida Betara di Pura Puseh mengalami kerusakan dan perlu diperbaiki. Biaya untuk pelaksanaan upacara ini sendiri mencapai sekitar Rp 400 juta, yang sebagian besar dibiayai melalui dana gotong royong dari masyarakat setempat.
Selain itu, upacara ini juga memiliki makna spiritual yang mendalam, dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan alam dan memberikan perlindungan bagi masyarakat. “Melalui upacara ini, kami berharap desa adat ini semakin sejahtera, dan kehidupan masyarakat semakin harmonis,” ujar Bendesa Adat Pelaga.
Berdasarkan pelaksanaan upacara yang sukses ini, banyak pihak yang menilai bahwa gotong royong dan kesadaran akan pentingnya menjaga tradisi adalah kunci untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam masyarakat Bali, khususnya di tengah tantangan zaman yang semakin modern. mas/sathya