Berita

Puncak Pujawali XX PAJK Purnama Sasih Katiga, Minggu Pahing, 07 September 2025 “Melalui Sevanam (Pelayanan) Kita Wujudkan Masyarakat Hindu yang Berbudaya, Unggul dan Berdaya Saing”

889 Views

BOGOR, OborDewata.com – Puncak Pujawali ke-XX Parahyangan Agung Jagatkartta (PAJK), Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, dilaksanakan pada tanggal 07 September lalu. Dimulai dari kegiatan Nyanggra (menyambut) Pralingga Pura Se-Jakjaban (Jakarta, Jawa Barat & Banten) yang dimulai sejak pukul 05.00 hingga 07.00 WIB. Dari total 48 Pralingga Pura se-Jakjaban yang diundang, ada 28 Pralingga Pura yang hadir dalam prosesi Puncak Pujawali XX PAJK. Ngiring Pralingga Pura adalah sebuah tradisi yang ada di wilayah Jakjaban, dimana Tuhan yang berstana di setiap Pura, diwujudkan dalam sebuah simbol berupa Daksina Linggih yang dihias dengan bunga. Tidak semua Pralingga Pura dapat hadir, karena ada beberapa Pura yang pujawali atau piodalannya bersamaan dengan pujawali PAJK. Pralingga yang datang distanakan di Bale Pesamuhan Agung.

Prosesi selanjutnya adalah prosesi Sunda yang berisi kegiatan “Ngungkab Lawang” yang diiringi lantunan suara kecapi dan suling serta Banten Sunda untuk di depan Pelinggih. Prosesi ini berjalan bersamaan dengan Prosesi Ida Sulinggih Munggah ke Bale Gajah pada saat Puncak Pujawali XX PAJK yang dipimpin oleh dua sulinggih yakni Ida Pedanda Gede Panji Sogata dari Griya Lenteng Agung dan Ida Pedanda Gede Putra Dharma Arsa dari Griya Cimahi.

Bersamaan dengan sulinggih Mepuja (melantunkan Mantra untuk menghaturkan persembahan), kegiatan kesenian Sakral juga mulai berjalan satu persatu, mulai dari Panca Gita yang berbunyi bersamaan (Panca Gita adalah Lima Suara yang ada dalam sebuah upacara, diantaranya Suara Genta, Mantra, Kidung, Gong dan Kulkul). Selanjutnya ada Kesenian Wayang Lemah. Dalangnya adalah Jro Dalang Gede Adiputra, lalu ada pula Parade Gong Kebyar Wanita Hindu se-Jakjaban, serta beberapa tarian sakral yakni Rejang Dewa, Baris Gede dan Topeng Sidakarya. Kemudian dilanjutkan dengan Rejang Renteng yang ditarikan oleh ibu-ibu WHDI (Wanita Hindu Dharma Indonesia) se-Jakjaban, dengan jumlah penari sekitar 200 orang, yang secara serentak menari di seluruh area PAJK, yakni di Kanista Mandala, Madya Mandala dan Utama Mandala.

Pujawali XX PAJK dihadiri oleh beberapa tokoh umat Hindu antara lain, Ida Rsi Agung Putra Natha Siliwangi, Ida Pandita Mpu Putra Bhirudaksa Yaksa Acarya Manuaba, Wakil Menteri Pariwisata RI Ni Luh Puspa, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija., M.Si, serta tokoh Hindu se-Jakjaban yang turut hadir melakukan persembahyangan bersama dan bersimakrama (silaturahmi) di PAJK.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Ir. Putu Maharta Adijadnja menyampaikan bahwa “Pujawali adalah ajang untuk saling mempererat rasa persaudaraan sesama umat Hindu yang ada di luar Bali, selain itu momentum ini juga menjadi salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai Hinduisme kepada generasi penerus, yang akan meneruskan setiap tradisi yang dijalankan oleh umat Hindu di wilayah Jakarta, Jawa Barat & Banten.

Dalam Sambutannya, Ketua Yayasan Giri Taman Sari, I Gede Dharmayusa menegaskan bahwa “Parahyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak adalah rumah milik kita bersama, sehingga siapapun dapat menjadi bagian dari PAJK. Pujawali adalah momentum yang ditunggu oleh banyak orang untuk saling bertemu dan belajar banyak hal tentang tradisi Hindu. Seluruh rangkaian kegiatan telah berjalan dengan baik dan lancar yang menunjukkan bahwa fokus panitia tidak hanya pada kegiatan ritual, namun juga pada kegiatan kemanusiaan dan juga pendidikan. Semoga kegiatan-kegiatan serupa dapat semakin sering dilakukan, sehingga semakin ramai Pura yang kita sucikan ini dengan kegiatan-kegiatan positif”.

Dalam Dharma Wacananya, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija., M.Si menyampaikan cerita Wana Parwa dalam Itihasa Mahabharata, yakni masa dimana Pandawa harus meninggalkan kerajaan dan mengasingkan diri ke hutan untuk memenuhi janjinya. Ia Menegaskan “konsep Pelayanan atau Sevanam adalah ajaran yang melekat dalam diri setiap insan, karena realisasi dari sebuah tatwa atau pengetahuan adalah perbuatan, dan perbuatan adalah dasar dari pelayanan”.

Pujawali XX PAJK ditutup dengan pelaksanaan kegiatan Penyineban yang dilaksanakan pukul 15.00 WIB dan dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Sebali Waisnawa Mahardika dari Griya Keniten Pondok Gede. Seluruh rangkaian kegiatan dan ritual berjalan dengan penuh sukacita dan senyum bahagia dari setiap umat yang hadir ke PAJK. mas/pril