BALI, OborDewata.com – PT Bumi Indah Prima (PT BIP) dan PT MNC Land Tbk (KPIG) telah mencapai kesepakatan untuk transaksi jual beli aset tanah MNC Bali Resort yang berlokasi di Tanah Lot, Tabanan.
Nilai transaksi jual beli aset tersebut mencapai Rp 5,5 triliun, dan target rampung pada 5 Januari 2025 mendatang.
PT Bumi Indah Prima (BIP) merupakan investor utama, dalam pembangunan Bali Subway atau Bali Light Rail Transit (LRT).
PT BIP bekerjasama dengan PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) untuk membangun proyek ini dengan nilai investasi 20 miliar dolar AS.
Megaproyek tersebut mencakup transportasi, berbasis kereta berupa mass rapid transit (MRT) untuk mengatasi kemacetan di Bali.
Sementara PT MNC Land Tbk (KPIG) merupakan Emiten Hary Tanoesoedibjo. Aset tanah milik PT MNC Land Tbk (KPIG) itu rencananya untuk kawasan berorientasi transit atau atau Transit Oriented Development (TOD) dalam proyek Bali Urban Rail dan Associated Development (Bali Subway).
Direktur Utama KPIG, Budi Rustanto mengatakan, transaksi ini menunjukkan wujud komitmen MNC Land untuk mendukung percepatan pengembangan transportasi dan infrastruktur di Bali.
“Ini merupakan keputusan tepat bagi KPIG dalam memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan Bali terutama melalui proyek Bali Subway,” kata Budi.
Pihaknya optimistis, ke depannya proyek ini akan menjadi katalisator utama dalam mengurangi kemacetan lalu lintas, meningkatkan daya tarik pariwisata dan secara signifikan mendorong perekonomian Bali, yang pada akhirnya akan terefleksi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Sementara itu, Direktur PT BIP Budi Arsil menyampaikan bahwa langkah tidak hanya memperkokoh kolaborasi antara kedua perusahaan.
Tetapi juga mendukung visi pembangunan berkelanjutan di Bali khususnya dalam pengembangan proyek Bali Urban Rail dan Bali Subway.
“Lewat kerjasama ini, kami optimistis dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan infrastruktur, kemudahan mobilitas dan pertumbuhan sektor pariwisata Bali.
Semoga proyek ini menjadi awal dari inovasi transportasi modern yang mendukung perekonomian daerah dan meningkatkan daya tarik Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia,” jelas Budi.
TOD merupakan konsep perencanaan kota yang mengintegrasikan modernisasi sistem transportasi, khususnya melalui pembangunan sistem transportasi bawah tanah.
Transaksi ini menandai langkah penting dalam pengembangan infrastruktur modern di Bali, di mana Proyek Bali Subway harapannya menjadi solusi transportasi yang inovatif dan mendukung keberlanjutan ekonomi Bali sebagai destinasi wisata internasional.
Dukungan penuh oleh Pemerintah Provinsi Bali, proyek Bali Subway atau MRT ini akan terlaksana dalam empat tahap pembangunan yang akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan berbagai titik tujuan wisata utama di Bali.
Fase 1 yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai – Kuta Sentral Parkir – Seminyak – Berawa – Cemagi (sepanjang 16 km), fase 2 meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai – Jimbaran – Unud – Nusa Dua (sepanjang 13,5 km), fase 3 yaitu Kuta Sentral Parkir – Sesetan – Renon – Sanur (masih dalam tahap FS) dan fase 4 meliputi Renon – Sukawati – Ubud (masih dalam tahap FS). sha/dx