DENPASAR, OborDewata.com – Tingginya harga beras premium super dan premium di Bali, sejatinya dalam awal proses penanaman dari padi menjadi beras memakai upacara, bahkan beras di Bali sendiri sebagian besar pola tanamnya menggunakan bahan pupuk organik sehingga menjadikan beras di Bali menjadi sukla. Dan hal ini menurut Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada sangat wajar harga beras mencapai Rp15 ribu perkilonya, dengan capaian harga tersebut merupakan bagian bentuk apresiasi terhadap para petani di Bali.
“Wajar saja harga beras super dan premium tinggi, mengingat dari awal tanam padi di Bali saja sudah diupacarai, kalau dibandingkan beras Bali dengan beras Bulog dari segi harga memang beras Bali lebih tinggi. Dimana harga beras Bali medium satu saja dibanderol Rp14 ribu, Super Rp15 ribu, sedangkan beras Bulog Rp12 ribu,” paparnya ketika ditemui pada Kamis (1/8/2024).
Ditambahkan Sunada, dirinya dalam meningkatkan ketahanan pangan pada beras di tahun 2024 sudah dipastikan akan lebih baik dibandingan pada tahun lalu. Pasalnya, di tahun lalu mengingat kondisi cuaca el nino di Bali sangat panjang dan hal inilah yang menjadikan para petani memilih menunda menanam padi. “Tahun lalu karena cuaca buruk banyak para petani padi merubah pola tanam menjadi hortikultura, dan sekarang dengan baiknya cuaca kita kembalikanlah pola tanam padi tersebut,” ungkapnya.
Sunada mengakui, di Kabupaten Tabanan banyak sekali sawah tadah hujan, dimana sistem pengairannya hanya mengandalkan pada curah hujan, dan hasilnya panen hanya setahun sekali. Jadi untuk meningkatkan produktifitas panen padi di Tabanan pada sawah tadah hujan, Sunada menyalurkan bantuan pompa dari pusat. Saat ini dari pengajuan 71 unit pompa baru terealisasi 41 unit, dan Kabupaten Tabanan sendiri mendapatkan dan sudah diturunkan 26 unit pompanisasi dimana 1 unit pompa bisa mengairi 20 hektar persawahan.
“Dengan adanya bantuan pompa dari pusat untuk pertanian tadah hujan, sekarang ini hasil panennya akan lebih optimal dibandingkan dengan tahun lalu, dan kemungkinan dengan adanya pompanisasi para petani dalam setahun bisa mengalami panen sebanyak 2 kali,” ungkapnya.
Dijelaskan Sunada, saat ini pihaknya sedang mengambangkan varietas padi gogo yakni padi yang pola tanamnya berada di ladang bukan di persawahan, dan saat ini padi gogo atau ladang itu terdapat di Kabupaten Jembrana 5 hektar dan Kabupaten Karangasem 5 hektar. “Kualitas padi gogo ini hampir sama dengan padi sawah, dan keunggulan padi gogo bisa hidup di ladang dengan minim air,” paparnya. sathya/dx