TABANAN, OborDewata.com – Komisi I DPRD Tabanan kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk memantau pelayanan kesehatan di dua rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Tabanan, yakni RSUD Tabanan dan RSUD Singasana di Nyitdah, Kediri, pada Rabu (11/12/2024).
Sidak ini mengungkap sejumlah masalah, terutama terkait kebutuhan tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga IT di kedua rumah sakit tersebut. Ketua Komisi I DPRD Tabanan, I Gusti Nyoman Omardani, mengungkapkan bahwa pelayanan di kedua rumah sakit secara umum sudah sangat baik, dengan angka kepuasan publik mencapai lebih dari 90 persen. Namun, ia menegaskan bahwa capaian tersebut belum mencerminkan pemenuhan standar operasional prosedur (SOP) secara keseluruhan.
“Kami menemukan kekurangan tenaga dokter spesialis yang signifikan. Misalnya, di RSUD Tabanan hanya ada satu dokter spesialis kanker. Sementara di RSUD Singasana, tidak ada dokter spesialis rehab medik, patologi anatomi, maupun mikrobiologi klinik,” ungkap Omardani.
Selain itu, kekurangan tenaga IT juga menjadi perhatian serius. Omardani menyebut RSUD Tabanan hanya memiliki satu tenaga IT kontrak, sementara kebutuhan sebenarnya mencapai 20 orang untuk mendukung layanan digital kesehatan. Di RSUD Singasana, kebutuhan empat tenaga IT hanya terpenuhi oleh dua orang.
“Kami akan mendorong Pemkab Tabanan agar pada seleksi CPNS tahun 2025 mendatang, alokasi tenaga dokter spesialis dan IT diperhatikan,” tambahnya.
Direktur RSUD Singasana, dr. Dody Setiawan, membenarkan adanya kekurangan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pihak rumah sakit sudah mencoba membuka lowongan untuk dokter spesialis patologi anatomi pada 2022, tetapi tidak ada pelamar.
“Mungkin melalui BKPSDM, rekrutmen tenaga dokter spesialis ini bisa kembali dibuka di masa mendatang agar kebutuhan terpenuhi,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa RSUD Singasana sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebenarnya memiliki kewenangan untuk merekrut dokter kontrak. Namun, langkah tersebut terkendala keterbatasan anggaran karena rumah sakit ini masih baru berdiri selama tiga tahun.
“Saat ini, kami fokus melengkapi sarana dan alat kesehatan terlebih dahulu. Setelah semuanya tersedia, baru kami bisa membuka rekrutmen dokter kontrak,” tandasnya.
Masalah kekurangan sumber daya manusia ini diharapkan menjadi perhatian serius Pemkab Tabanan untuk mendukung optimalisasi pelayanan kesehatan di kedua rumah sakit. tim/dx