DENPASAR, OborDewata.com – Berbagai kejadian bencana hidrometeorologi dampak dari cuaca ekstrem telah terjadi di Bali.Selama musim penghujan yang terjadi dari tanggal 1 November 2024 hingga tanggal 20 Januari 2025, BPBD Provinsi Bali mencatat sebanyak 807 kejadian bencana. Kejadian tersebut didominasi oleh pohon tumbang, tanah longsor, dan banjir yang merupakan dampak dari cuaca ekstrem dan pengaruh fenomena La Nina.Bencana ini menyebabkan 12 orang meninggal dunia, 15 orang luka-luka, dengan estimasi nilai kerugian mencapai Rp14,56 miliar.
BPBD Provinsi Bali mencatat setidaknya 92 kejadian bencana yang terjadi akibat curah hujan tinggi dan angin kencang selama periode 1 – 20 Januari 2025. Berdasarkan data yang dirangkum bersama BPBD kabupaten/kota se-Bali, bencana tersebut mengakibatkan 5 orang meninggal dunia, 7 orang luka-luka, dan 4 orang masih dalam proses evakuasi. Estimasi nilai kerugian mencapai Rp795 juta.
Sekretaris BPBD Bali, Gede Teja mengungkapkan dari 92 kejadian tersebut, bencana yang paling sering terjadi adalah pohon tumbang, dengan 56 titik kejadian dan estimasi kerugian sebesar Rp360 juta. Tanah longsor tercatat terjadi di 22 titik, menyebabkan 5 orang meninggal dunia, 7 orang luka-luka, dan 4 orang masih dalam proses evakuasi.”Kerugian akibat Bencana longsor diperkirakan mencapai Rp208 juta”.ungkap Gede Teja.
Selain itu, sembilan titik banjir menimbulkan kerugian sebesar Rp10 juta, dan satu titik kejadian angin puting beliung menyebabkan kerugian sebesar Rp 175 juta. Bencana lain seperti jalan putus, jalan jebol, gelombang tinggi, dan pelinggih roboh juga dilaporkan, dengan total kerugian tambahan sebesar Rp42 juta.
Terkait kejadian tanah longsor di Desa Pikat, Dawan, Klungkung pada 19 Januari 2025, dikatakan telah menyebabkan 4 orang meninggal dunia dan 4 orang luka-luka. Kejadian serupa di Desa Ubung Kaja, Denpasar pada 20 Januari 2025, menambah satu korban meninggal dunia, tiga luka-luka, dan empat orang masih tertimbun serta dalam proses pencarian.
Gede Teja mengatakan bahwa jauh sebelum musim hujan, BPBD Provinsi Bali telah melakukan koordinasi lintas sektor untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Peringatan dini terkait iklim dan cuaca secara rutin disampaikan kepada jejaring komunikasi masyarakat. Meskipun demikian, beberapa kejadian tetap tidak dapat dihindari. Tim BPBD bersama instansi terkait terus memberikan layanan darurat dengan semangat kemanusiaan tinggi. tim/dx