DENPASAR, OborDewata.com – Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, didampingi Ketua GOW Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, menyaksikan langsung puncak Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival (SHOOF) pada Minggu (30/3) sore di depan Banjar Kaja Sesetan.
Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival (SHOOF) yang digelar saat Ngembak Geni (sehari setelah Nyepi) tahun ini mengusung tema Suciptaning Bhuana.Turut hadir dalam acara ini Budayawan Prof. Bandem, Wakil Ketua DPRD Denpasar Dr. Made Oka Cahyadi Wiguna, jajaran Forkopimda Kota Denpasar, Panglingsir Pura Kaja Sesetan I Gusti Ngurah Oka Putra, tokoh masyarakat setempat, Prajuru Banjar Kaja Sesetan,serta anggota Sekehe Teruna (ST) Banjar Kaja Sesetan.
Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menyampaikan bahwa Omed-Omedan merupakan tradisi unik yang menjadi identitas Banjar Kaja Sesetan serta Kota Denpasar secara keseluruhan.
“Omed-Omedan dapat menjadi pemacu dalam pelestarian budaya, daya tarik pariwisata, serta penggerak ekonomi masyarakat lokal. Semua unsur ini berpadu dalam SHOOF,” ujar Arya Wibawa.
Lebih lanjut, Arya Wibawa menegaskan bahwa Pemerintah Kota Denpasar berkomitmen penuh untuk mendukung dan mendorong pengakuan Omed-Omedan sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Pengakuan ini diharapkan menjadi pijakan bagi pelestarian tradisi Omed-Omedan bagi generasi mendatang.
“Kami juga mengapresiasi semangat generasi muda Banjar Kaja Sesetan yang terus melestarikan tradisi Omed-Omedan di tengah arus modernisasi,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival Tahun 2025, I Putu Gede Krisna Widanta, menjelaskan bahwa festival ini tidak hanya berfokus pada pelaksanaan tradisi Omed-Omedan, tetapi juga dikemas dengan berbagai kegiatan lain seperti stan kuliner, hiburan musik, lomba Ogoh-Ogoh Mini, penyerahan bibit tanaman, serta pertunjukan kesenian tradisional.
“Dengan konsep yang lebih luas dan inovatif, SHOOF diharapkan semakin memperkuat eksistensi Omed-Omedan sebagai bagian dari kekayaan budaya Bali yang tetap lestari sepanjang zaman,” ujarnya.
Omed-Omedan diadakan sehari setelah Tahun Baru Nyepi, melibatkan pemuda-pemudi desa. Tradisi ini dimaknai sebagai simbol persatuan dan doa bersama untuk keberkahan di tahun mendatang.
Ritual ini dimulai dengan doa bersama yang khidmat di pura desa. Setelah itu, para peserta berkumpul untuk melakukan prosesi tarik-menarik dengan penuh keceriaan. Masyarakat percaya bahwa tradisi ini membawa energi positif dan mempererat hubungan sosial. Air suci disiramkan selama prosesi sebagai bentuk simbol penyucian dan doa keselamatan.
Selain sebagai tradisi adat, Omed-Omedan juga menjadi daya tarik wisata budaya. Wisatawan domestik dan mancanegara berbondong-bondong menyaksikan keunikan tradisi ini. Di sela-sela prosesi, masyarakat juga menyuguhkan berbagai hiburan seni tradisional. Tari-tarian khas Bali dan alunan gamelan menambah kemeriahan perayaan ini.
Tradisi ini terus dijaga oleh masyarakat sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Pemuda desa memainkan peran penting dalam melanjutkan nilai-nilai kebersamaan ini. Pemerintah setempat mendukung pelaksanaan Omed-Omedan sebagai bagian dari promosi wisata Bali. Hal ini menunjukkan komitmen Bali untuk menjaga kearifan lokal. ri/sathya