DENPASAR, OborDewata.com — Keterlibatan pengusaha lokal di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur masih minim. Termasuk investasi kesehatan ataupun pariwisata di kawasan tersebut.
Namun Ketua Kadin Bali I Made Ariandi, Rabu (25/6) mengaku akan memperjuangkan agar pengusaha lokal dapat menjadi bagian di KEK Sanur. Namun ia akan mendorong pelaku usaha di Bali untuk memanfaatkan keberadaan KEK Sanur.
“Investasi disini (KEK Sanur) kebanyakan dari pengusaha Jakarta. Karena ini sesuatu yang baru jadi perlu proses. Sedangkan pengusaha Bali kebanyakan core bisnisnya di pariwisata, kerajinan, restaurant,” ujarnya.
Ariandi pun akan terus menjalin komunikasi dengan KEK Sanur untuk dapat menjalin kerjasama termasuk dengan Sarinah store yang berada di lantai terbawah The Meru Hotel.
Ia mengaku prihatin dengan triliunan uang yang keluar dari Indonesia untuk berobat ke luar negeri. Dengan adanya KEK Sanur diharapkan uang tersebut dapat beredar di dalam negeri dan berdampak bagi pelaku usaha lokal.
Selain itu, pelaku usaha juga menyoroti WNA yang bekerja dan tinggal di Bali. Maka dari itu, Bali dan dunia usahanya harus diproteksi dari beberapa hal dengan aturan – aturan yang mengikat.
Pelaku usaha oleh- oleh Ajik Krisna yang hadir dalam acara peresmian KEK Sanur dan BIH juga mengaku belum terlibat di KEK Sanur secara langsung karena KEK Sanur lebih banyak bergerak di bidang kesehatan.
Namun ia akan mengembangkan hotel, rumah sakit dan kampung UMKM di Bali utara sebagai bagian pendukung dari pengembangan medical dan tourism di Bali.
Bahkan keberadaan sentra UMKM di dalam KEK dengan menggandeng Sarinah pun, Krisna Oleh- oleh belum bergabung. Namun ia mengaku pihak pengelola KEK Sanur sempat menawarkan untuk bekerjasama dengan Sarinah store dan di Taman Mini. mas/pril