LifeStyle

PDSKJI Gelar Seminar Denpasar Psychiatric Symposium 1, Jaga Kesehatan Mental dan Cegah Kasus Bunuh Diri di Bali

928 Views

BADUNG,OborDewata.com –  Di era sekarang akibat tekanan sosial dalam pola hidup yang menimbulkan tingakat stress yang tinggi, sehingga memicu perilaku bunuh diri serta perilaku adiksi, maka dari itu Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Cabang Denpasar berkomitmen menyikapi berbagai tantangan terkait kesehatan mental, seperti kasus bunuh diri dan masalah kecanduan yang terus meningkat, khususnya di Provinsi Bali. Untuk itulah Denpasar Psychiatric Symposium 1 digelar selama 2 hari, Jumat dan Sabtu, 10-11 Mei 2024 yang dibuka oleh Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana di Sunset Road Convention Center, Kuta, Badung, Bali.

Dimana dalam Seminar tersebut digelar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Bali, tentang dampak psikologis dan perawatan yang diperlukan bagi individu yang menghadapi risiko bunuh diri dan masalah adiksi pada Jumat (10/5/2024).

Dalam seminar tersebut melibatkan para ahli di bidang psikiatri, psikologi, dan rehabilitasi, seminar ini bertujuan untuk menyediakan wawasan mendalam, strategi pencegahan dan intervensi terkini dalam penanganan kasus suicide dan adiksi, dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman praktis, diharapkan peserta seminar dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam menangani kasus suicide dan adiksi.

Dikatakan, Ketua Panitia Psychiatric Symposium 1, Dr. Luh Nyoman Alit Aryani, dr., Sp.KJ., Subsp. Ad. (K) mengatakan, sejatinya seminar ini juga menjadi sarana untuk mengurangi stigma seputar isu-isu kesehatan mental, membuka dialog terbuka, dan mendorong kolaborasi antara berbagai pihak termasuk lembaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat umum.

“Saya harapkan, dengan seminar ini dapat tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi individu yang mengalami masalah psikiatri khususnya dibidang pariwisata, suicide dan adiksi,” ungkapnya.

Ditambahkan Dr. Luh Nyoman Alit pada dasarnya, seminar psikiatri dibidang suicide dan adiksi berdasarkan pada kebutuhan meningkatnya kesadaran dan pemahaman, terhadap masalah kesehatan mental yang berkaitan dengan suicide dan adiksi tersebut. Perlu diketahui, kasus kejadian bunuh diri atau suicide dalam 10 tahun terakhir semakin meningkat, dan tidak jarang kasus suicide ini sering berkorelasi dengan adiksi atau penyalahgunaan zat narkotika, psikotropika, dan adiktif lainnya.

“Dalam era ini, tingginya tingkat stres, tekanan sosial, dan tantangan hidup dapat menjadi pemicu serius terhadap perilaku bunuh diri atau suicide dan juga perilaku adiksi. Seminar ini diinisiasi untuk memberikan pemahaman yang lebih terutama para praktisi kesehatan mental tentang dampak psikologis dan perawatan yang diperlukan bagi individu yang menghadapi risiko bunuh diri dan masalah adiksi,” bebernya.

Sementara Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Cabang Denpasar, Bali, dr. I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ., menyadari bahwa pariwisata memberikan dampak, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, pariwisata telah memberikan banyak manfaat bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bali. Namun, di sisi lain, terdapat permasalahan yang harus dihadapi bersama, terutama dalam bidang kesehatan mental. Tahun lalu, 2023, menjadi tahun dengan kasus bunuh diri terbanyak selama dekade terakhir dengan tercatat 148 kasus dan sebagian adalah WNA yang tinggal dan berlibur di Bali. Sebagian besar lainnya adalah warga Bali sendiri. Selain itu, masalah kecanduan, baik narkoba maupun alkohol juga menjadi permasalahan yang semakin mengkhawatirkan di kalangan pekerja pariwisata dan masyarakat sekitar.

“Melihat realitas ini, kita semua merasa prihatin. Sebagai profesional kesehatan mental, kami memiliki tanggung jawab besar untuk turut serta dalam upaya mengatasi permasalahan ini. Oleh karena itu, PDSKJI Cabang Denpasar merasa terpanggil untuk mengadakan acara simposium dan workshop psikiatri ini, sebagai wadah untuk membahas, berbagi, dan mencari solusi konkret bagi permasalahan yang kita hadapi,” ucapnya. Ketua Alumni Psikiatri Universitas Udayana itu,.menambahkan ada tiga poin penting yang harus menjadi pemahaman masyarakat luas, khususnya stakeholder pemegang kebijakan. Pemerintah, industri pariwisata, asosiasi profesi, dan masyarakat harus bersinergi untuk membangun ekosistem yang mendukung kesehatan mental di lingkungan pariwisata.

Kedua, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga profesional kesehatan mental juga menjadi kunci penting. Melalui simposium dan workshop psikiatri ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan kemampuan praktis para psikiater, psikolog, dan tenaga kesehatan mental lainnya dalam menangani isu-isu terkait pariwisata, bunuh diri, dan kecanduan. Ketiga, edukasi dan kampanye publik perlu digalakkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental. Stigma dan kesalahpahaman terkait masalah kesehatan mental harus dihilangkan agar masyarakat dapat terbuka untuk mencari dan menerima bantuan profesional.

“Simposium dan workshop psikiatri ini diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi kita untuk bersama-sama merumuskan langkah strategis dalam mengatasi permasalahan terkait pariwisata, bunuh diri, dan kecanduan di Bali. Melalui diskusi, berbagi pengalaman, dan kolaborasi, kita akan mampu mengembangkan solusi yang komprehensif dan terukur. Saya yakin, dengan kerja keras, komitmen, dan sinergitas yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, kita dapat mewujudkan Bali yang tidak hanya unggul dalam pariwisata, tetapi juga terjamin kesehatan mental masyarakatnya. Dan ini mampu juga terwujud di seluruh Indonesia. Semoga acara ini dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya perbaikan kesehatan mental di Bali,” harapnya. dx/ama/sathya