LifeStyle

Kuliner Lawar Khas Bali Akan Diajukan Jadi WBTB Kedepannya

1.2K Views

DENPASAR, OborDewata.com – Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ajukan 22 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke pemerintah pusat beberapa waktu lalu. Setelah mengajukan 22 WBTB tersebut, sebanyak tiga WBTB yang tidak lolos. Hal ini lantaran pengkajian yang kurang mendalam dari tiga warisan budaya tersebut.

“Kajian tidak memenuhi syarat, istilahnya ditangguhkan, tapi tiga warisan budaya tersebut tetap kami ajukan. Sehingga Jumlah 19 dikomendasikan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M. Hum, ketika ditemui pada, Kamis (13/9/2023). 

Sebanyak 19 WBTB tersebut diantaranya tradisi Nyepi di Bali, melukat, Uyah Kusamba, permainan Megandu dari Tabanan, Jukut Gonda Tabanan, Kain Rangrang Nusa Penida, hingga lukisan karya Gusti Made Deblog. Semuanya telah direkomendasikan dan dikatakannya tinggal menunggu SK. Sementara untuk warisan budaya yang ditolak karena kurangnya kajian yakni Kesenian Topot dari Bangli, Baris Memedi, dan satu yang lainnya. “Dalam kajian, (yang dinilai) jenis kesenian ini tradisi apa, bagaimana cara pewarisannya.  Hanya kekurangan penjelasan, kalau tidak dilanjutkan kurang yakin orang di Jakarta. Bisa dilengkapi nanti bisa diajukan kembali,” terangnya.

Ia menilai, Bali sebetulnya akan lebih banyak dapat mengajukan WBTB jika saja memiliki lebih banyak waktu dan tenaga, khususnya tenaga pengkaji. Ia yakin jika Bali memiliki banyak tenaga pengkaji, maka WBTB yang dikirim bisa saja mencapai ratusan. “Disbud Provinsi Bali mengajukan tiga. Tidak semua kabupaten yang ajukan warisan budaya. Ada yang tidak juga,” ungkapnya.

Karenanya, pihaknya berharap, khususnya kepada masyarakat agar tradisi-tradisi yng ada, yang mengandung budaya, serta nilai kehidupan, agar dirawat sehingga secara bertahap dapat diajukan dan memperoleh pengakuan. Pasalnya, menurut Prof Sugiartha, sudah ada kejadian warisan budaya yang diklaim oleh orang lain. “Ini hak kekayaan komunal itu WBTB bahwa kita yang punya itu. Tradisi itu punya komunitas dan perorangan. Kayak lukisan Gusti Made Deblog, itu khas berkiblat pada wayang. Wayang dua dimensi sekarang jadinya tiga dimensi, bagus lukisannya ada kekhasan, pribadi yang punya itu,” terangnya.

Begitu juga, kuliner masuk ke dalam WBTB. Yakni, merupakan salah satu unsur kebudayaan atau objek kebudayaan. Hal ini dinilainya penting untuk dijaga. “Tahun lalu Serombotan Klungkung. Sekarang Jukut Gonde. Banyak yang belum. Lawar aja belum. Ini tergantung Dinas Kebudayaan kabupaten/kota, siapa yang punya warisan budaya, segera buat kajiannya diajukan ke Disbud. Kita yang kumpulkan itu sama-sama mengajukan,” tandasnya. ari/sathya