DENPASAR, OborDewata.com – Peliknya permasalahan sampah yang tak pernah kunjung usai, bahkan pemerintah daerah sampai harus berkoordinasi dengan segala lini. Pada dasarnya dalam mengelola sampah tidak bisa dilakukan oleh pemerintah daerah saja, tapi juga diperlukan peran masyarakat Bali dalam sadar memilah sampah. Menurut Dekan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ngurah Rai (UNR), Dr. Putu Gede Denny Herlambang, S.T., M.M., dalam pengolaan sampah perlu diawali dengan merubah pola kebiasaan membuang sampah, dimana masyarakat di Bali harus terbiasa dengan membuang sampah secara terpilah, mana itu sampah organik dan mana sampah plastik.
Dikatakan Denny dalam merubah pola kebiasan asal membuang sampah, sampai bisa membuang sampah secara terpilah memang tidak segampang membalikan telapak tangan, nah disinilah peran pemerintah harus benar-benar memberikan edukasi secara terus menerus sampai tingkat banjar, sosialisasi pemilahan sampah jangan hanya sekali dua kali saja, pemerintah harus rutin dan intens sampai benar-benar masyarakat paham dan mengakar, yang nanti kedepannya masyarakat dengan sadar tidak asal membuang sampah sembarangan.
“Kalau ingin mengatasi sampah di Bali, diperlukan kesadaran kesabaran yang cukup tinggi dan merubah pola mind set dari asal membuang sampah, sampai dengan mebuang sampah secara terpilah,” ungkapnya ketika ditemui pada Sabtu (17/5/2025).
Tidak hanya itu saja Denny melanjutkan, sejatinya dalam pengolaan sampah di Bali pemerintah juga harus memiliki anggaran yang cukup lumayan tinggi. Pasalnya, pemerintah harus mampu memberikan tong sampah di tempat umum dengan sistem pemilahan, kalau memang anggaran memungkinkan sekiranya pemerintah bisa menkondisikan tempat sampah pemilahan di banjar-banjar yang sering dilalui krama desa.
“Dalam pengolaan sampah juga diperlukan infrastrukturnya yakni tong sampah pemilah, jadi setelah masyarakat mendapatkan edukasi pemillahn sampah, dilanjukatkan dengan penerapan cara buang sampah yang benar,” bebernya.
Setelah sosialisasi dan tong sampah sudah diterapkan, denny menambahkan perlu adanya SDM yang mumpuni mengambil sampah, kalau perlu berikan di rewards diatas rata-rata, dengan adanya rewards yang bagus dipastikan petugas pengambil sampah sudah tentunya akan menumbuhkan semangat bekerja, sehingga pengambilan sampah bisa dilakukan sesuai jadwal tanpa beralasan cuaca. Selain itu juga dalam pengambilan sampah pemilahan diperlukan penjadwalan, misalnya di hari Senin jadwal pengambilan sampah organik dan hari Kamis jadwal pengambilan sampah plastik, adanya jadwl pengambilan jadwal pengambilan sampah sangat berguna sekali di TPA, sehingga sampah tersebut tidak tercampur memudahkan para petugas TPA dalam pengolaan sampah. Setelah semua berjalan tinggal keberanian pemerintah dalam menangani sampah, sebab pemerintah harus berani melakukan investasi teknologi dalam mendaur sampah, misalanya pembakaran sampah asap pembakaran yang dikeluarkan tidak menimbulkan asap polusi.
“Sampah harus benar ditangani dengan professional, untuk menciptakan Bali menjadi pariwisata bebas sampah, otomatis hal tersebut membuat pariwisata Bali menjadi berkwalitas, ramah lingkungan,” pungkasnya. tra/sathya