LifeStyle

10 Tahun Menjabat Ketua DPRD Badung, Ini Penjelasan Putu Parwata

865 Views

MANGUPURA, OborDewata.com – ‘‘Saya senang menjalankan tugas ini sebagai Ketua DPRD Badung selama 10 tahun karena ini adalah satu amanah partai. Sekarang ada kebijakan partai cukup 2 periode untuk menjadi ketua dan ini juga kita jalankan dengan senang hati dan penuh rasa tanggung jawab dengan jelas dan real,’’ ungkap Putu Parwata di ruang kerjanya Kantor Sekretariat DPRD Badung, Selasa (17/9/2024).

Detik-detik terakhir Dr. Drs. Putu Parwata MK, M.M. sebagai Ketua DPRD Badung. Karena, besok Rabu, 18 September 2024 sudah dilakukan penetapan pimpinan definitif DPRD Kabupaten Badung. Politisi PDI Perjuangan Dapil Kuta Utara ini mengatakan bahwa selain mengemban amanah partai, tugas ini adalah sebagai rasa tanggung jawabnya sebagai warga Badung untuk Badung, bagaimana Badung itu maju, aman, sejahtera, dan bagaimana Badung itu mendapatkan satu peluang dan kesempatan yang baik untuk masyarakat Badung lebih maju.

Soal interaksi, Putu Parwata mengaku hubungan kemitraan antara masyarakat dan DPRD berjalan dengan baik. Bahkan program-program masyarakat sepenuhnya kita jalankan sangat harmonis bersama-sama masyarakat, Ketua DPRD, dan Bupati. Hampir semua program yang kita tetapkan dalam APBD Badung berjalan dengan baik.

’’Nah, ini artinya antara masyarakat, pemerintah dan DPR ini klop dia,’’ ujarnya.

Namun, sebut Parwata, ada beberapa catatan yang memang harus menjadi perhatian bersama ke depan. Ia menyebutkan pertama adalah sesuai yang diamanatkan undang-undang, mandatori urusan pendidikan. Pendidikan harus menjadikan perhatian penuh karena inilah yang akan melanjutkan generasi ke depan untuk bangkitnya Badung ke depan, majunya Badung ke depan, kemudian tumbuhnya Badung ke depan itu adalah dari tunas-tunas pendidikan yang kita tanamkan dari playgroup dari TK, SD, SMP dan SMA, termasuk juga perguruan tinggi S1, S2, S3 ini yang outputnya harus melahirkan sumber daya manusia yang mumpuni, berkualitas.

Jadi, lanjut Parwata memaparkan, di masa pendidikan, yang namanya golden age itu adalah 0-12 tahun. Ini pemerintah harus memberikan perhatian yang khusus. Kemudian, 12 sampai 15 itu betul-betul fasilitas pendidikannya disiapkan, lanjut SMA dan perguruan tinggi. Nah ini yang harus menjadi titik perhatian.

Lalu mandatori yang lainnya adalah kebutuhan kesehatan masyarakat. Ini harus menjadi perhatian baik gizinya, stuntingnya, rumah sakitnya, pelayanannya. Jadi ini harus di-update oleh pemerintah bersama-sama dengan DPR.

’’DPR ini bersama-sama dengan pemerintah sebagai ’suami-istri’ harus membangun satu fasilitas yang bagus di bidang kesehatan. Sehingga tidak ada yang stunting, tidak ada yang tidak mendapat fasilitas kesehatan. Ini semuanya saya harapkan ke depan bisa menjadi perhatian lebih serius lagi oleh kita semua termasuk saya masih di DPR, kita akan monitor ini. Supaya kesehatan masyarakat terjamin,’’ ujarnya menegaskan.

Kemudian soal sandang, pangan dan papan. Bagaimana kita berpihak kepada petani. Inilah yang harus dibuat regulasinya termasuk juga penganggarannya. Regulasinya diperbaiki, kemudian anggarannya diperbaiki. Selanjutnya mekanisme pasar, bagaimana pasar ini bisa hidup, karena ekonomi itu mulai dari desa. Bagaimana menghidupkan perekonomian desa, jadi pertanian dihidupkan, pasarnya dihidupkan, ini merupakan suatu catatan kita supaya ekonomi berkelanjutan terus.

’’Nah kita dorong ini. Jadi ada produksi oleh petani, UMKM, ada pasarnya kemudian ada peran pemerintah. Peran pemerintah disana apa? Memfasilitasi pembangunan pasar supaya petaninya sejahtera, UMKM sejahtera, ekonominya bergulir. Nah dengan demikian, akan tumbuh kesejahteraan masyarakat,’’ ujarnya.

Di luar mandatori, pesan Parwata, jangan lupa bahwa basis pendapatan Badung itu pariwisata. Grand desain besarnya itu pariwisata berbasis pertanian, berbasis UMKM dan potensi lainnya. Jadi desain besar pariwisata ini harus menjadi titik perhatian pemerintah supaya diatur dengan baik. Diaturnya apa? Satu infrastrukturnya, yang kedua pertamanannya, yang ketiga lampu-lampunya dan banyak hal lainnya yang perlu diatur sehingga harmonisasi tourism ini akan bisa bagus di Badung dan tetap menjadi daya tarik. Termasuk juga CCTV keamanan, central-central parkir, trotoarisasi dan sebagainya dan inilah PR kita kedepannya.

’’Yang terakhir, yang saya katakan, bagaimana kualitas SDM Badung ini bisa tumbuh dan bisa bangkit. Maka disini pemerintah harus mampu memberikam beasiswa kepada anak-anak kita. Sudah bagus pak Giri Prasta memberikan beasiswa keluar negeri dan ini perlu dilanjutkan. Sehingga beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa kemudian setelah dia tamat dia bekerja mengabdi di Badung. Jadi orang-orang hebat yang kita sekolahkan di luar negeri, dia datang ke Badung lagi, membangun pemerintahnya dengan semangat yang sama, patriotismenya berjuang membangun Badung sehingga sustainable pembangunan Badung akan terus tumbuh baik fisik maupun nonfisik. Secara ekonomi akan mengurangi pengangguran, kemiskinan kemudian pemerataan pendapatan tiap wilayah itu ada, tidak ada lagi ketimpangan antara utara dan selatan, semuanya itu merata,’’ ujarnya menegaskan.

Oleh karena itu, kerja keras bersama antara DPRD, pimpinannya dan pemerintah harus disinergikan, selalu bergandengan tangan dan membuat inovasi, tidak boleh statis. Inovasinya harus dibangun terus sesuai dengan perkembangannya dan kami sarankan daripada badan kajian pemerintah yang disebut dengan BRIDA harus memiliki peran yang kuat karena disana dapur analisisnya sehingga kebijakan itu akan bisa kita tetapkan bersama-sama pemerintah dan DPR.

’’Saya kira itu yang saya berikan catatan semasa saya memimpin 10 tahun Badung ini. Ke depan Badung lebih hebat lagi, ke depan Badung lebih sejahtera,’’ pungkasnya. mas/dx