DENPASAR, OborDewata.com – Ikuti aturan efisiensi anggaran dari pusat, sejumlah instansi di Bali mulai kurangi Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE) di Hotel. Contohnya seperti Pemerintah Provinsi Bali adakan Rapat Koordinasi (Rakor) di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung pada, Rabu (12/3/2025).
Tanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan efisiensi yang dilakukan oleh pemerintah pusat tentu akan berdampak terhadap agenda MICE yang biasa diadakan oleh Kementerian di Hotel-hotel.
“Tidak hanya di Bali saja hampir diseluruh Indonesia di Kota-kota besar. Di Bali khususnya dan Jakarta yang sangat terdampak secara langsung. Artinya 15 persen event-event itu telah dibatalkan oleh pihak Kementerian karena efisiensi anggaran. Sebab anggaran akan dimanfaatkan untuk kepentingan prioritas terkait visi dan misi Presiden Prabowo seperti makan siang gratis, pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan dan lain sebagainya,” ucapnya.
Lebih lanjutnya, Rai mengatakan efisiensi anggaran ini memang terdapat dampak baik dan dampak buruk. Dari persepektifnya selaku Wakil Ketua PHRI sekaligus penggelut bidang pariwisata tentu efisiensi anggaran ini berdampak negatif. Di Tahun 2025 karena sudah tidak ada anggaran, sangat jarang dilihat MICE diadakan di Hotel. Jadi banyak agenda MICE yang dibatalkan. Berbeda dengan Tahun 2024 banyak instansi yang meeting di Hotel khususnya dari Kementerian namun di Tahun 2025 dibatalkan.
Pembatalan acara MICE ini tentu sangat berdampak terhadap tingkat hunian hotel, serta pendapatan hotel dari acara MICE. Diakui Rai, agenda meeting di Hotel cukup memberikan dampak yang positif karena biasanya peserta rapat di Hotel akan extend untuk menginap di Hotel sampai lima hari. Selain itu biasanya peserta meeting juga mengajak keluarganya sehingga selain menginap, peserta juga akan makan di hotel.
“Penurunan bisnisnya sampai 10 persen untuk wisata MICE nya. Tetapi bisnis liburannya masih tetap bisa berjalan normal yang berkurang adalah bisnis MICE nya saja. Kemungkinan besar pihak hotel akan melakukan efisiensi khususnya staff yang bekerja di MICE jadi kalau dia kerja di MICE akan mengurangi staffnya karena rapat dilarang di Hotel. Ini yang akan terjadi,” bebernya.
Selain itu jika dilihat saat ini anggaran Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sudah menurun sedangkan target kunjungan wisman meningkat. Jika di Tahun 2024 target wisman masuk ke Indonesia sejumlah 14,3 juta sekarang di Tahun 2025 menjadi 16 juta. Ini, kata Rai merupakan kondisi yang dilematis.
“Harapan kita mudah-mudahan ada perekonomian yang maju bisa tekan korupsi dan bisa ditinjau di anggaran perubahan APBN tidak sekarang mungkin September Oktober semoga bisa ditinjau. Sekarang ini baru ketok palu di lock (kunci) tidak bisa baru berlaku situasi dan kondisi keuangan APBN negara sudah bagus harapan kita semoga ditinjau ulang,” harapnya.
Selain itu, Rai juga berharap agar pemerintah dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia khususnya ke Bali dengan menambah direct flight ke Indonesia karena Bali merupakan gerbang pintu Internasional. ri/sathya