Daerah

Partisipasi Pemilih Rendah, Ini Faktor Penyebabnya

873 Views

DENPASAR, OborDewata.com – Partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 di Kota Denpasar tercatat sebagai yang terendah di Bali, dengan angka 59,55 persen untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, serta 59,53 persen untuk Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Capaian ini jauh di bawah target nasional sebesar 81 persen dan target KPU Bali sebesar 75 persen.

Pengamat politik sekaligus mantan Komisioner KPU Bali, Dr. Ketut Lanang P. Perbawa, S.H., M.H., mengungkapkan sejumlah faktor yang memengaruhi rendahnya partisipasi tersebut. “Ada faktor politis, administratif, kurangnya sosialisasi, geografis, dan kinerja KPU. Secara politis, pemilih merasa tidak ada calon yang sesuai dengan harapan mereka. Sedangkan dari sisi kinerja, KPU dinilai kurang optimal dalam mensosialisasikan agenda pilkada,” ujar Lanang pada Rabu (5/12/2024).

Ia menambahkan, partisipasi yang rendah ini dapat berdampak pada legitimasi hasil pemilu. “Meski ada pemenang, rendahnya partisipasi membuat legitimasi kemenangan pasangan calon bisa dipertanyakan,” tegasnya.

Lanang, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, menilai perlunya evaluasi menyeluruh dari berbagai pihak, termasuk KPU, partai politik, dan pemerintah. “KPU Pusat biasanya akan mengevaluasi kinerja KPU daerah setelah masa jabatan berakhir. Namun, untuk perbaikan jangka panjang, semua pihak harus berbenah, termasuk mempermudah syarat pencalonan pasangan independen agar masyarakat memiliki lebih banyak pilihan,” jelasnya.

Rendahnya partisipasi ini juga dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan saat ini.

“Kepemimpinan yang dinilai kurang memenuhi harapan masyarakat menjadi salah satu alasan enggannya warga datang ke TPS. Selain itu, kesibukan pada hari pencoblosan 27 November turut menjadi kendala, di mana banyak warga masih bekerja atau beraktivitas,” tambah Lanang.

Ia berharap, identifikasi mendalam dilakukan untuk mengetahui penyebab utama fenomena ini agar tidak terulang di pemilu mendatang. Dengan perbaikan menyeluruh, diharapkan partisipasi masyarakat bisa meningkat dan demokrasi di Bali semakin kuat. tim/dx