Mangupura, OborDewata.com – Kunjungan studi komparasi ini terkait peningkatan ketugasan dan fungsi Badan Anggaran, Badan Musyawarah, Bapemperda dan Badan Kehormatan DPRD Kabupaen Sleman, dengan menyambangi DPRD Badung yang diterima olehi anggota dewan I Nyoman Satria pada Kamis, (22/5/2025).
Anggota DPRD Badung Nyoman Satria mengatakan tujuan rekan-rekan DPRD Sleman kunjungan kerja ke DPRD Badung untuk melakukan studi komparasi terkait masalah peningkatan ketugasan dan fungsi Badan Anggaran, Badan Musyawarah, Bapemperda dan Badan Kehormatan. ’’Kami menerima dengan baik dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi mereka,’’ ujar Satria.
Pada kesempatan itu, rombongan dewan tersebut menanyakan beberapa hal di antaranya soal pendapatan asli daerah, APBD, bagaimana cara mengatasi wisatawan, seperti banyak wisatawan datang tapi hotel-hotel sepi, kenapa bisa gitu?
Terhadap pertanyaan ini, Satria menjelaskan bahwa banyak wisatawan asing itu nginap di tempat-tempat kost, rumah-rumah, tidak di hotel karena nginap di rumah-rumah kosnya jangka panjang mungkin sampai 30 – 60 hari. Jika wisatawan tersebut memperbarui visa pergi ke Singapura, dan balik lagi. Kalau mereka nginap di hotel kostnya terlalu tinggi.
Di satu sisi, rumah-rumah kost di Badung belum dikenakan pajak, dimana di atas 10 kamar baru dikenakan pajak. Jika setiap kos kita akan kenakan pajak maka harus merubah peraturan daerah. ’’Itu yang kami sampaikan. Mudah-mudahan nanti perkembangan lebih lanjut teman-teman DPRD Sleman ingin membuat kerjasama dengan Kabupaten Badung. Mudah-mudahan kerja sama Badung dan Sleman bisa meningkat terus karena mereka menginginkan ada keluarga asing (wisatawan) datang, 8 hari atau 7 hari di Badung mungkin 3 hari bisa di Sleman,’’ ujar Politisi PDI Perjuangan Dapil Mengwi ini.
Rombongan ini juga menanyakan perihal Badung akan meminjam dana sampai 3 triliun untuk mengurai kemacetan yang luar biasa di Badung yang menyebabkan tamu-tamu komplain. Solusinya harus membuat jalan-jalan tembus, one way, satu arah dan sebagainya.
’’Nah dari beberapa tanah itu, bukan tanah Pemda Badung, tapi harus beli lagi dengan harga yang cukup mahal. Bahkan sangat mahal. Ada yang satu are sampai satu miliar. Di daerah Kuta Legian misalnya ada sampai 2 setengah miliar per satu are,’’ ujarnya.
Oleh karena itu, mau tidak mau, siap tidak siap agar APBD Badung tetap normal, agar tetap berjalan sesuai dengan tahun-tahun sebelumnya, jadi kita meminjam uang.
‘’Ide Pak Bupati Badung ini sangat bagus dan sangat kami dukung. Untuk apa? Untuk mengatasi kemacetan. Kita tidak ingin Badung ini macet. Itu aja,’’ ucapnya.
Satria mengaku optimis Badung sangat mampu untuk membayar cicilan selama setahun itu. Bunga 5,8% ini sangat dimurahkan oleh konstruksi yang dipimpin BPD Bali. Untuk program ini, start 2026 harus sudah dimulai. da/sathya



