BADUNG, OborDewata.com – Tampaknya masalah sampah dari tahun ke tahun di pantai-pantai, khususnya di Badung gak kelar-kelar.
Saat memasuki musim hujan, ada saja kiriman sampah yang datang dan memenuhi bibir pantai. Permasalahan sampah yang menepi di sepanjang pantai di Badung, rutin dan sering terjadi setiap tahun.
Bahkan dalam membersihkan sampah itu, Pemerintah Kabupaten Badung sampai menurunkan ratusan petugas kebersihan termasuk juga alat berat.
Kendati demikian, di luar dari pada itu ternyata sampah angin barat yang terjadi sebelumnya menjadi berkah oleh masyarakat setempat.
Kok Bisa?
Sampah itu pun sebelumnya bermanfaat dengan baik, untuk kelangsungan hidup masyarakat di wilayah Badung Selatan.
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengisahkan, jika sampah angin barat yang menepi di pesisir pantai ada sejarahnya. Bahkan dulu masyarakat berterima kasih akan adanya sampah jenis kayu yang menepi.
“Dulu saat sampah itu menepi, terimakasih pada leluhur kami terutama leluhur kami yang berada di bentangan pantai di Badung. Kebetulan saya juga punya orang tua di Nusa Dua,” ujarnya.
Bupati 2 periode itu menceritakan dulu masyarakat di Desa Legian, Seminyak dan yang lain tidak punya kayu bakar, sehingga kayu itu untuk memasak. Pada zaman itu, katanya, belum ada listrik, termasuk juga alat penanak nasi dan kompor gas.
“Dulu sampah kayu itu sampai ada tanda, yang kita kenal di Bali dengan istilah sawen. Jadi kayu itu terkumpul dan untuk memasak. Sehingga sampah-sampah itu menjadi sumber kehidupan,” bebernya.
Pihaknya pun harus berterimakasih, pada zaman itu leluhurnya bisa hidup hingga saat ini ada generasi-generasi di Kabupaten Badung, termasuk dirinya. Kendati demikian, saat ini memang menjadi masalah, namun pihaknya mengaku sudah mencarikan solusi dalam penanganan sampah.
“Sampah ini datang dari muara-muara sungai yang ada di luar Bali. Sehingga menepi di Badung,” ucapnya.
Dalam penanganan sampah kayu-kayu itu dirinya pun sudah mencarikan solusi dengan membeli mesin pencacah kayu di tempat. Hal itu agar pembersihan bisa maksimal dilakukan.
“Armada-armada juga kami sudah punya, kemungkinan nanti kapal untuk menangkap sampah-sampah yang ada di laut. Termasuk penanggulangannya kita akan pikirkan, bagaimana menangani sampah di TPA Suwung itu,” ucapnya.
Sampah kiriman di pesisir Kabupaten Badung saat ini sangat banyak. Bahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) setempat mengangkut sampai 20 Ton sampah per hari. sha/dx