Berita

PJ Gubernur Gak Tahu Kerjasama Proyek Bandara Bali Utara Sudah MoU dengan Dana Rp48 Triliun

893 Views

BALI, OborDewata.com – Direktur Utama PT Bibu, Irwanto Aditmoko, mengungkapkan, pembangunan Bandara Bali Utara akan terapung di atas laut di kawasan Kubutambahan, Buleleng, sesuai dengan konsep awal.

“Konsep awal tidak ada yang berubah. Bandara kami yang di laut, bukan yang di mana-mana. Bukan yang di Sumberklampok, bukan yang di darat. Kami adalah pemrakarsa Bandara Bali Utara di Kubutambahan di laut,” paparnya.

Ia menjelaskan, inisiatif pembangunan bandara ini telah terajukan oleh PT Bibu selama sembilan tahun terakhir saat masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

“Kami sudah sembilan tahun mengusulkan kepada pemerintah dari zaman Pak Jokowi sampai sekarang. Kami tetap konsisten mengajukan ini karena ini memang kebutuhan. Hasil studi itu menunjukkan bahwa Bandara Ngurah Rai itu sudah tidak cukup. Tahun baru kemarin para turis-turis turun di tengah jalan cari koper karena macet ya kan,” ujar Irwanto.

Terkait dengan izin dari Pemerintah Pusat, Irwanto menyatakan bahwa sudah ada komitmen yang jelas.

Ia mengatakan, proyek ini sempat tertunda karena adanya kendala pada tahun lalu karena terkait dengan masalah politik.

“Ya sudah ada komitmen. Ini ada bobot politik sedikit lah, tapi sekarang sudah selesai, semua sudah welcome, semua sudah punya pemikiran yang sama,” ungkapnya.

Irwanto mengatakan, pihaknya sedang menunggu arahan dari Prabowo Subianto untuk melakukan peletakan batu pertama atau ground breaking.

“Saya tunggu waktunya Pak Presiden Prabowo, beliau sekarang kan sedang lawatan ke luar negeri. Tinggal tunggu waktu beliau, kapan beliau ada waktu akan ground breaking segera nanti pada waktunya,” ujarnya.

Ia menyampaikan keyakinannya terhadap kerja sama ini. Dengan keberhasilan ini, PT Bibu ingin mewujudkan pembangunan bandara yang diharapkan bisa menjadi pendorong ekonomi baru serta memberikan dampak positif bagi masyarakat Bali.

“Dengan dukungan dari pemerintah dan sinergi yang terjalin, kami optimis proyek ini akan segera terwujud. Ini adalah langkah konkret menuju realisasi mimpi masyarakat Bali Utara,” kata Erwanto. 

Suntikan Perusahaan China 

Perusahaan asal China memberi suntikan dana, untuk proyek pembangunan Bandara Bali Utara di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

Proyek ini target rampung pada 2027 untuk satu runway atau landasan pacu. Kerja sama dalam bentuk nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Bibu Panji Sakti dengan ChangYe Construction Group, Co. Ltd, perusahaan konstruksi terkemuka asal China.

Dalam perjanjian ini, ChangYe Construction Group akan menjadi partner dan mendukung pembiayaan proyek dengan investasi sebesar USD 3 miliar atau sekitar Rp 48 triliun.

President Director ChangYe Construction Group, Yu Xueze, menyatakan ketertarikannya terhadap proyek ini.

Pendanaan proyek ini sepenuhnya oleh pihak swasta melalui skema business-to-business (B2B), tanpa dukungan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Ini murni kerja sama antar perusahaan swasta, jadi tidak ada kewajiban bagi kami untuk melapor kepada pemerintah, termasuk kepada Bapak Penjabat (Pj) Gubernur Bali,” ujar Direktur Utama PT Bibu, Irwanto Aditmoko.

Kata dia, memang Pj Gubernur Bali, Mahendra Jaya belum mengetahui detail tentang kerja sama ini. Ini karena proyek Bandara Bali Utara memang tersepakati dalam waktu yang cukup singkat, tepat setelah kunjungan Presiden Prabowo ke China pada awal November lalu.

Kata dia, perusahaan China tersebut mengundang PT Bibu secara mendadak. “Waktu itu, pihak perusahaan China mengundang kami untuk pertemuan mendadak, sekalian kami sepakati saja,” jelasnya.

Irwanto juga menambahkan, Pj Gubernur Bali telah mengetahui rencana pembangunan Bandara Bali Utara.

Bahkan Mahendra Jaya sudah pernah ke kantor PT Bibu di Kubutambahan. “Bahwa dengan siapa kami bekerja sama beliau belum tahu,” katanya.

“Betul itu beliau belum tahu karena ini kan mendadak, karena kemarin bersama dengan Pak Presiden (Prabowo Subianto) ke China, tiba-tiba pihak China mengundang kami ya sekalian lah. Jadi saya belum sempat update ke Pak Gubernur, baru kejadian tanggal 8 kemarin kan baru berapa hari kemarin gitu,” sambungnya.

Ia menekankan, proyek bandara terapung ini adalah inisiatif dari sektor swasta dan tidak menggunakan dana pemerintah.

“Ini bandara kita yang kita rencanakan ini kan kita sebagai pemrakarsa ya, karena ini bandara yang usulannya oleh swasta tidak menggunakan uang negara sama sekali. Jadinya yang harus tahu ini adalah proyek investasi swasta, sepenuhnya swasta, jadi tidak menggunakan dana APBN apalagi APBD,” paparnya.

Irwanto bilang, kerja sama ini terlaksana setelah Presiden Prabowo Subianto secara terbuka menyatakan bahwa pemerintah mendukung pembangunan Bandara Bali Utara.

“Presiden sudah menyampaikan kepada kami semua, dan kepada publik dan dunia sudah tahu Pak Presiden ini menyatakan Bandara Bali Utara akan terbangun. Itu yang membuat mereka yakin bandara ini akan terbangun meskipun belum mulai,” katanya.

Irwanto menargetkan Bandara Bali Utara dapat beroperasi pada tahun 2027, di mulai dengan pembangunan satu runway.

Ia menjelaskan, bahwa kerja sama dengan perusahaan China mencakup kontrak sebagai kontraktor utama dan penyedia dana, dengan skema pembiayaan “turn key.”

“Mereka sebagai kontraktor dan sebagai pembiaya. Duit juga dari mereka nanti kita bayar, itu bentuknya hutang, nanti kita bayar setelah pembangunan selesai. Namanya turn key, itu biasa dalam proyek itu,” jelas Irwanto.

Kata dia, kerja sama ini memungkinkan perusahaan untuk mempercepat proses pembangunan karena prediksi bahwa Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan penuh pada 2027.

“Targetnya 2027 selesai satu runway. Kita kan target selesainya dua runway, tapi untuk ngejar target karena 2027 itu sudah terprediksi (Bandara) Ngurah Rai bakal penuh sekali, makanya kita kejar itu 2027 harus selesai satu runway. Sudah langsung beroperasi,” jelasnya.

Pj Gubernur Mahendra Jaya sebelumnya mengaku belum mendapat kabar mengenai kerjasama PT Bibu dengan investor China soal proyek Bandara Bali Utara.

“Saya belum tahu. Kami belum mendapat penjelasan,” kata Sang Mahendra.

Panglingsir Puri Agung Buleleng, Anak Agung Ngurah Ugrasena mengungkapkan rasa syukur atas terwujudnya MoU ini.

“Kami sangat terharu dengan pernyataan Bapak Presiden yang memenuhi janjinya kepada para panglingsir dan masyarakat Bali Utara. Ini adalah awal yang baik untuk memulai pembangunan yang sudah lama dinantikan,” ujar dia.

PT BIBU Panji Sakti secara resmi menandatangani MoU dengan ChangYe Construction Group pada 8 November 2024 di Kantor KBRI Beijing.

Penandatanganan MoU ini saksinya oleh Elizani T.X. Nadia Sumampouw, Minister Counsellor KBRI Beijing, yang mewakili Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok.

“Kami sangat tertarik dengan proyek Bandara Internasional Bali Utara yang tergagas oleh PT Bibu Panji Sakti. Selain gaungnya mendunia, proyek ini juga mengadopsi keseimbangan antara alam, manusia, dan Tuhan, serta tetap menjaga nilai-nilai budaya lokal. Ini adalah konsep bandara yang sangat unik,” ungkap President Director ChangYe Construction Group, Yu Xueze.  sha/dx