Berita

Keluarga WNA Korsel Meninggal Tertimpa Pohon di Monkey Forest Lakukan Kremasi Jenazah

873 Views

DENPASAR, OborDewata.com – Ayah, Ibu dan Kakak Hyoeun Kim korban meninggal dunia akibat pohon tumbang di Monkey Forest Ubud, tiba di Bali pada, Kamis (12/12/2024). Keluarga Keluarga Hyoeun Kim pun mendatangi Dinas Pariwisata Bali untuk bertemu dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar dan Manajemen Monkey Forest Ubud pada, Jumat (13/12/2024).

Mereka datang ke kantor Dinas Pariwisata Bali bersama dengan Konsulat Jendral (Konjen) Korea. Kepala Dinas Pariwisata Daerah Gianyar, I Wayan Gede Sedana Putra menjelaskan pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan Dispar dengan pihak keluarga korban dari Korea Selatan. Pertemuan tersebut berlangsung di Dinas Pariwisata Bali agar dekat dari tempat keluarga Hyoeun Kim menginap. Dari hasil pertemuan tersebut terdapat beberapa permintaan dari keluarga korban.

“Yang pertama pihak korban meminta untuk dikremasi sore hari ini kemudian setelah dikremasi mereka akan pulang ke Korea Selatan dengan membawa abu jenazah. Dari pihak Monkey Forest sudah fasilitasi sudah telepon pihak kepolisian kemudian juga dari pihak kremasi semoga berjalan lancar itu hal utama yang kita lakukan,” jelas, Sedana Putra.

Sementara itu terkait dengan asuransi, tunjangan dan lain sebagainya kata, Sedana telah disepakati.

“Terkait dengan asuransi, tunjangan dan lain sebagainya kita sepakati dan akan kita jalankan nanti setelah proses (kremasi) ini selesai,” imbuhnya.

Anak Agung Ngurah Bagus Baskara selaku GM Monkey Forest yang turut menghadiri pertemuan tersebut menyampaikan bencana pohon tumbang di Monkey Forest diluar prediksi dan berupaya untuk memberikan apapun yang membuat keluarga korban lebih nyaman seperti pengurusan tiket, akomodasi, kremasi korban akan dicover serta dana asuransi.

“Walaupun dengan keterbatasan kami, kami akan berusaha memberikan sebaik-baiknya sehingga nama Gianyar yang diwakili Pak Kadis begitu juga nama Bali bahwa hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan masih bisa terjaga dengan baik,” jelas, Baskara.

Ia menekankan bahwa bencana tersebut total merupakan bencana alam padahal, Monkey Forest sudah memiliki SOP dari mitigasi bencana yang memang sudah berjalan sebagaimana adanya. Namun, Baskara juga mengatakan kejadian ini memang tidak bisa diprediksi oleh siapapun diluar kehendak manusia.

“Kita sudah terbiasa bukan hanya kejadian ini jadi ketika hujan lebat kita sarankan tamu untuk tidak memasuki kawasan karena sebenarnya alasan utamanya keselamatan kedua tamu datang mencari monyet dan saat hujan monyet tidak ada. Kedepannya sebenarnya kita sudah mengecek pohon terkait sudah dilakukan pembersihan untuk kedepannya kita akan lakukan langkah-langkah pelan-pelan terencana dengan kadispar sehingga pencegahan hal-hal ini bisa kita lakukan, kedua kami pun masih bisa membuka kawasan sebagaimana mestinya,” paparnya.

Atas musibah yang terjadi di Monkey Forest, pihak Manajemen tidak membawa ke ranah niskala namun telah dilakukan pembersihan secara niskala usai musibah yang menelan korban jiwa tersebut terjadi.