Berita

Kasus HIV/AIDS di Klungkung Melonjak, Didominasi Kelompok Usia Muda

888 Views

KLUNGKUNG, OborDewata.com – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Klungkung terus menjadi perhatian serius. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, tren kasus HIV/AIDS dari tahun 2018 hingga 2024 menunjukkan pola fluktuatif.

Pada tahun 2018, tercatat 53 kasus HIV/AIDS, menurun menjadi 44 kasus pada 2019, lalu kembali meningkat menjadi 48 kasus pada 2020. Angka ini kembali turun menjadi 44 kasus pada 2021, kemudian naik menjadi 47 kasus di 2022. Pada 2023, jumlah kasus tercatat sebanyak 36, sementara hingga November 2024, sudah ditemukan 56 kasus. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Klungkung I Ketut Ardana, mengungkapkan bahwa pada 2024, mayoritas kasus terjadi pada kelompok usia muda. “Sebanyak 35 persen kasus ditemukan pada usia 20-29 tahun, 28 persen pada usia 30-39 tahun, 16 persen pada usia 40-49 tahun, 12 persen pada usia 50-59 tahun, dan 4 persen pada usia 15-19 tahun,” jelasnya.

Sebagai langkah peningkatan pelayanan, RSUD Klungkung telah ditetapkan sebagai rumah sakit pengampu bagi penderita HIV/AIDS. Pemerintah Kabupaten Klungkung juga mengambil inisiatif untuk menjadikan seluruh puskesmas sebagai Pusat Diagnosis dan Pengobatan (PDP). Mulai bulan ini, pasien dari RSUD Klungkung secara bertahap dialihkan ke puskesmas sesuai wilayah mereka.

Sejak Januari 2019, pasien HIV/AIDS yang sebelumnya dirawat di RSUP Sanglah, RS Wangaya, dan Yayasan Kesehatan Peduli (YKP) telah dipindahkan ke RSUD Klungkung. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 297 pasien telah mendapatkan pengobatan di RSUD Klungkung. Dengan pengalihan ini, pasien kini dapat memperoleh layanan kesehatan lebih dekat di puskesmas masing-masing.

“Tahun 2024 menjadi tonggak penting bagi Klungkung karena seluruh puskesmas telah diinisiasi sebagai pusat layanan PDP. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHIV) kini dapat mengambil obat Antiretroviral (ARV) langsung di puskesmas. Ini diharapkan mempermudah akses pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” ungkap I Ketut Ardana.

Dinas Kesehatan Klungkung juga terus menjalankan berbagai upaya pencegahan HIV/AIDS, termasuk layanan triple eliminasi bagi ibu hamil, penyediaan rapid test untuk skrining HIV, sifilis, dan hepatitis, serta penyediaan terapi obat untuk penderita HIV. Selain itu, ada layanan khusus untuk bayi dari ibu yang terinfeksi guna mencegah penularan vertikal.

“Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik, baik dalam pencegahan maupun pengobatan, demi menekan angka kasus HIV/AIDS di Klungkung,” pungkasnya. tim/dx