DENPASAR, OborDewata.com – Bali diterjang cuaca ekstrem belakangan ini. Cuaca ekstrem tersebut berakibatkan ruas jalanan menjadi rusak. Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRKIM) Provinsi Bali, Nusakti Yasa Wedha mengatakan setelah dilakukan peninjauan ditemukan sebanyak 16 titik jalan di Bali yang dikelola Pemerintah Provinsi memerlukan perbaikan.
“Saya sudah melakukan kajian untuk di Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan (Sarbagita), saya sudah menemukan 16 titik yang perlu penanganan, tapi penanganan ini harus terintegrasi dan terpadu dengan pemerintah, masyarakat dan swasta,” ucap, Nusakti pada, Rabu (12/2/2025).
Ruas jalan sejumlah 16 titik yang harus dibenahi ada dikawasan Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan (Sarbagita) seperti di Canggu, Renon, Jimbaran, Jalan Dewi Sri, dan Jalan menuju Kapal, Badung. Sebenarnya kata, Nusakti di hulu juga terdapat masalah sehingga berakibat ada banyak jalan dan jalur irigasi yang berfungsi sebagai saluran drainase mengalami peningkatan volume air tinggi akibat curah hujan luar biasa.
Lebih lanjutnya, Nusakti mengatakan Bali belum memiliki sistem drainase perkotaan atau permukiman yang baik, semua masih mengandalkan drainase jalan, sedangkan drainase jalan itu hanya diperhitungkan untuk run off permukaan jalan. Namun ketika saat ini melayani drainase permukiman dan sebagainya memang ini menjadi beban berat bagi drainase jalan.
“Artinya dari evaluasi kami memang perlu ada peningkatan drainase dan infrastruktur khususnya peningkatan kapasitas saluran lah sehingga dapat menampung lebih banyak tetapi ini memerlukan biaya yang cukup besar juga. Kita juga tetap melakukan rutin pembersihan untuk gorong-gorong,” bebernya.
Setelah mengumpulkan semua data rencananya Nusakti akan merapatkan hal tersebut kepada seluruh stakeholder pada, Jumat 14 Februari 2025 mendatang. Disamping mengusulkan gorong-gorong, juga diharuskan membuat banyak sumur resapan, sebab beberapa lokasi memang tidak bisa ditangani dengan drainase. Contohnya pada daerah Sanur daerah yang rendah, Tukad Badung dan sebagainya yang sejak dulu merupakan daerah resapan, tapi sekarang sudah banyak bagunan diatasnya.
“Jadi saya rasa itu hal-hal seperti itu yang kita buat. Ini perlu pendekatan yang terpadu dengan seluruh komponen masyarakat. Lalu kita juga perlu melakukan pengelolaan sampah dengan baik, kemudian ruang-ruang terbuka hijau dijaga dan dilindungi. Termasuk peningkatan kesejahteraan dan partisipasi masyarakat yang kita perlu juga, dan edukasi pentingnya menjaga saluran,” tandasnya.
Sampai saat ini belum ada anggaran di APBD untuk pembuatan drainase. Nusakti memaparkan pihaknya baru fokus untuk di Jalan saja dan pada jalan pun harus diakui banyak jalan yang rusak karena memang anggaran terbatas di Provinsi. Untuk jalan Provinsi saja Nusakti mengatakan selalu mengingatkan kepada seluruh mandor atau tenaga inspeksi untuk selalu melakukan pembersihan saluran itu yang diutamakan karena kalau membuat saluran lebih besar belum ada anggaran.
“Kita masih melakukan untuk presertasi di jalan saja untuk mengurangi pemicu jalan tidak mantap itu cukup berat karena anggarannya belum sesuai dengan yang kita harapkan. Ruas 805 km anggarannya masih kecil,” tutupnya. tim/dx