Berita

Bus Maut Telan 4 Korban Jiwa di Malang, Ternyata Tak Layak Pakai, Siswa Kini Alami Trauma

872 Views

MALANG, OborDewata.com – Bus pariwisata Sakhindra Trans yang mengangkut rombongan kunjungan industri SMK TI Bali Global Badung, mengalami rem blong di Jalan Imam Bonjol lalu terus melaju di Jalan Patimura Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (8/1/2025) malam.

Bus DK-7942-GB ini baru berhenti setelah menabrak pohon di Jalan Ir Soekarno. Bus rem blong ini, menabrak 6 mobil dan 10 sepeda motor. Dalam peristiwa itu, 14 orang menjadi korban. Dengan rincian 4 orang meninggal dunia, 2 orang luka berat, 2 orang luka sedang, dan 6 orang luka ringan.

Dalam bus tersebut mengangkut 32 siswa dan 3 orang guru pendamping dari SMK TI Bali Global Badung.

Rombongan ini melakukan kunjungan industri terakhir di Malang, Jawa Timur setelah melakukan kunjungan ke Semarang dan Yogyakarta, Jawa Tengah.

Seluruh penumpang bus selamat. Total yang mengikuti kunjungan industri sebanyak 150 siswa dan 12 guru pendamping dengan total 4 bus.

Sayangnya, kabar kurang sedap terdengar, yakni bus pariwisata ini tidak layak pakai. Pihak sekolah terus berkoordinasi dengan guru pendamping, yang mendampingi rombongan siswa SMK TI Bali Global Badung setelah bus yang kecelakaan di Batu.

Semua siswa ke Bali dengan melakukan penggantian bus. “Dari hasil koordinasi kami, pengecekan semua bus sudah terjadi dan ternyata tidak layak atau ada kekurangan. Sehingga semua bus itu akan penggantian dari PO di Jawa, dan pulang dengan kawalan pihak kepolisian,” ujar Kepala SMK TI Bali Global Badung, I Made Indra Aribawa Kamis (9/1/2025).

Pihaknya mengakui penggantian bus, karena memang ada kendala bus yang ini baik itu tahun bus atau ban bus sehingga tidak layak.

Dengan adanya pengecekan itu, dirinya mengaku beryukur untuk meyakinkan siswa termasuk orang tua agar mereka sampai Bali dengan selamat.

“Kemarin sebenarnya kita serahkan kepada travelnya. Termasuk Kunjungan Industri ini ada beberapa yang harus terpenuhi, pertama tidak ada unsur paksaan dari sekolah. Jadi siswa yang ikut harus ada persetujuan dan oleh orangtuanya tahu,” jelasnya.

Dari 190 siswa kelas XI, hanya 157 siswa yang mengisi dan mendapat persetujuan orang tua. Namun menjelang keberangkatan ada satu siswa yang sakit sehingga tidak bisa ikut berangkat.

“Jadi total yang berangkat 157 siswa. Memang ini tidak ada paksaan untuk ikut berangkat dari sekolah,” bebernya.

Pihaknya menyebutkan alasan kunjungan industri ke luar Bali, tidak hanya menjadi kegiatan rutin. Namun sebagai sekolah yang bergerak di bidang IT, industri yang banyak di bidang IT itu sebagian besar ada di Bali.

“Berdasarkan inilah ada kunjungan, dan sebelumnya memeng merupakan kegiatan rutin,” jelasnya. Travel ini juga sudah kerjasama sebelumnya. Bahkan tahun lalu menggunakan travel yang sama.

Lebih lanjut, pada kunjungan industri tahun lalu, pelayanan travel bagus dan berjalan aman. Sehingga pihaknya memilih kembali travel yang sama pada kunjungan industri tahun ini. sha/dx