Sosial Budaya

Sisi Lain Nengah Setar, yang Upacara Ngabennya Viral di Nusa Penida

Ngaben dengan Mobil dan Emas Berlian, PHDI Bali Beri Klarifikasi
923 Views

KLUNGKUNG, OborDewata.com  – Gempar media sosial di Bali, kali ini karena sebuah tayangan video dan foto yang menunjukkan upacara ngaben seseorang.

Ia adalah seorang tokoh dari Desa Sakti, Nusa Penida, Klungkung, Bali, bernama Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar.

Iklan

Upacara ngaben mendiang dengan nama asli I Nengah Setar ini, pada Rabu 12 Maret 2025. Nah yang membuat ramai dan menjadi perbincangan warganet, karena mendiang menulis wasiat agar dalam ngaben ada mobil serta emas berlian dibakar.

Tentu saja hal ini memantik beragam komentar, sementara semua orang tahu bahwa saat seseorang meninggal dunia, maka yang terbawa hanya karmaphala dan amal baik buruk selama hidupnya.

Wasiat Nengah Setar

Dari video yang beredar di media sosial, tampak pembakaran jenazah I Nengah Setar dengan petulangan lembu putih.

Sementara bale tanah yang biasanya menjadi tempat membakar petulangan lembu terganti dengan mobil pikap berwarna putih. Selain itu, emas dan berlian turut ikut terbakar dalam prosesi tersebut.

Panitia upacara pengabenan Nengah Setar, Ida Bhawati Wayan Darsawan mengatakan, prosesi pengabenan Nengah Setar sudah sejak tanggal 4 Maret 2025 dengan upacara nancep taring.

Jenazah I Nengah Setar lalu ke rumah duka di Desa Sakti pada tanggal 5 Maret 2025. “Ngaskara tanggal 10 Maret 2025 lalu dan lanjut upacara pengabenan hari ini (kemarin),” ujar Ida Bhawati Wayan Darsawan.

Jenazah Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar dari rumah duka ke setra setempat dengan bade tumpang 7. Ribuan warga mengikuti prosesi ini.

Sesampai di setra, jenazah terbawa ke petulangan lembu berwarna putih. Sementara di atas bale tanah, ada mobil pikap berwarna putih yang menjadi alas untuk membakar petulangan lembu beserta jenazah.

Ia tidak menjelaskan terkait alasan keluarga turut membakar mobil, serta perhaisan dalam pengabenan Nengah Setar.

Sedangkan berdasarkan keterangan keluarga, hal tersebut merupakan wasiat dari almarhum sebelum meninggal dunia. Bahkan wasiat tersebut almahum tulis di depan di notaris.

“Itu (turut membakar mobil dan perhiasan) sudah wasiat beliau di notaris. Kami sebagai anak-anaknya hanya menjalankan wasiat,” ujar putra kedua dari Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar, dr. I Kadek Agus Suardana, Rabu (12/3).

Setelah upacara ngaben akan lanjut dengan ngeroras dan meajar-ajar, saat pada Purnama Kadasa dan ngikup saat piodalan Dewa Hyang saat Sugihan Bali. “Almarhum meninggalkan 4 anak dan 7 orang cucu,” ungkap Kadek Agus Suardana.

Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar, merupakan tokoh masyarakat dan pengusaha asal Desa Sakti Nusa Penida.

Mendiang memiliki berbagai usaha di bidang akomodasi wisata dan transportasi laut. Selama ini almarhum juga terkenal sebagai tokoh masyarakat yang dermawan.

Selain itu, semasa hidupnya, ia juga sosok kritis yang sering mengkritik pemerintah terkait dengan pembangunan infrastruktur di Klungkung.

Ia juga sering bersuara, terutama terkait kepentingan masyarakat Nusa Penida mulai dari infrastruktur jalan dan air.

Sehingga ia menjadi sosok yang masyarakat hormati. Nengah Setar berpulang di usianya ke 75 tahun, saat mendapatkan perawatan karena mengalami serangan jantung, Sabtu (15/2).

Sementara itu, Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak pun memberikan tanggapan perihal pengaben Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar yang viral ini.

Di mana pria yang juga Ketua Umum Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi ini, juga hadir dalam pelebon tersebut. Ia mengatakan, adanya mobil di dalam sarana upacara merupakan permintaan almarhum yang tertuang dalam surat wasiat.

“Sehingga ahli waris tidak dalam rangka menambah-nambahkan sarana karena beliau sosok yang sosial,” kata Kenak, Rabu (12/3).

Kenak menambahkan, berdasarkan penjelasan bendesa setempat, kendaraan tersebut tak sepenuhnya terbakar. Usai kegiatan itu, mobil itu kemudian hibah kepada desa adat.

“Ada dua mobil, satu untuk lembu dan satu untuk wadah. Dan kedua mobil baru itu akan terserahkan kepada desa adat,” paparnya.

Ia juga menambahkan, sebelum tergunakan dalam pembakaran, ada pelepasan tangki mobil dan ban juga gembos. “Dan mobil juga tidak terbakar semua. Dan kondisinya masih bagus,” imbuhnya.

Kenak menambahkan, almarhum terkenal sebagai orang dermawan semasa hidupnya dan rendah hati. Bahkan ia menghibahkan beberapa bidang tanah miliknya untuk pembangunan pura.

Dalam proses pengabenan itu berjalan sangat khusyuk. “Prosesinya sama seperti ngaben pada umumnya. Tidak ada penambahan. Kalau mobil itu hanya wasiat yang anak beliau jalankan,” paparnya. (SHA)