Sosial Budaya

Lambang Ilmu Pengetahuan, Hari Suci Saraswati pada 8 Februari 2025

Simak Makna Saraswati Berikut Ini
914 Views

BALI, OborDewata.com – Sebentar lagi hari suci Saraswati, bagi umat Hindu khususnya di Bali. Tepatnya pada Saniscara Umanis, Sabtu, 8 Februari 2025.

Dewi Saraswati memiliki latar belakang sejarah yang sangat penting. Sebab dalam pustaka suci Weda, bahwa awal mulanya Saraswati adalah nama sebuah sungai. Hal ini kerap terkumandangkan melalui syair-syair pujaan.

Saraswati juga pada mulanya adalah salah satu batas, dari Brahmavartta atau asal bangsa Arya yang berwujud sungai.

Saraswati memiliki banyak kekuatan sebagai pusat kesuburan dan kesucian. Selain itu, Saraswati sebagai dewi bahasa, yakni sebagai penemu bahasa Sansekerta dan huruf Dewanagari. Pelindung dari kesenian dan ilmu pengetahuan.

Sehingga pada intinya, upacara piodalan Saraswati setiap enam bulan sekali oleh umat Hindu yakni pada Sabtu Umanis Watugunung.

Perayaan upacara piodalan Saraswati, oleh umat Hindu dimana pun berada memiliki makna sangat penting dalam kehidupan.

Khususnya sebagai upaya meningkatkan kecerdasan dan upaya pemantapan kebijakan dalam berpikir yang baik, berkata yang baik, dan berbuat atau berperilaku yang baik.

Baik oleh umat Hindu di Bali maupun di Indonesia. Perayaan Saraswati, mengakar pada setiap aktivitas keagamaan guna mewujudkan hidup cerdas, arif dan membentuk insan yang suputra.

Sehingga Saraswati bukan hanya perayaan bagi anak sekolahan saja, melainkan harus di dalami oleh semua orang baik muda dan tua.

Di mana ajaran Weda turun ke bumi, mencerdaskan dan menjauhkan manusia dari kebodohan. Biasanya pada hari suci Saraswati ada rembug sastra, yang bertujuan mengkaji dan membahas serta mendiskusikan makna atau hakekat perayaan Saraswati itu sendiri.

Intinya tentu saja menuju kearifan dalam hidup dan mencapai kebahagiaan serta kebijaksanaan. Pada bagian lain, kerap juga dirangkai dengan matembang atau magegitan oleh umat Hindu yang pandai bernyanyi lagu atau prosa Bahasa Bali dan Jawa Kuna.

Membaca sloka, kakawin, mageguritan dan lain sebagainya. Melantunkan lagu-lagu keagamaan yang indah dan enak di dengar. (SHA)