Pariwisata

Kunjungan ke DTW Tanah Lot dalam Bayang-Bayang Dinamika Global dan Konservasi Budaya

891 Views

TABANAN, OborDewata.com — Dinamika global kembali menjadi sorotan menyusul eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran. Ketegangan geopolitik ini memicu kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi dunia, termasuk sektor pariwisata internasional yang masih dalam tahap pemulihan. Manajer Operasional DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana, menyampaikan bahwa situasi perang tersebut perlu dicermati lebih lanjut.

“Situasi perang mungkin akan berpengaruh terhadap ekonomi secara umum dan kemungkinan juga berdampak pada kunjungan wisata nantinya. Namun masih diperlukan observasi lanjut untuk memastikannya,” ujarnya.

Di tengah tantangan global tersebut, langkah konservasi budaya tetap berjalan di kawasan Pura Luhur Tanah Lot. Pengempon pura bersama pihak terkait telah memulai proses pemugaran pelinggih utama sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya Bali. Tahap awal pemugaran meliputi pembongkaran struktur utama yang kemudian akan diperkuat secara bertahap. Proses Pemugaran Pura Luhur Tanah Lot ini tentu menghadapi tantangan tersendiri, terutama dari faktor alam seperti pasang surut air laut yang dapat memengaruhi jadwal dan teknik pelaksanaan.

Selain isu geopolitik dan pelestarian, manajemen DTW Tanah Lot juga mencermati beberapa perkembangan yang berpotensi mempengaruhi kunjungan wisatawan. Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur dan Gunung Semeru di Jawa Timur turut menimbulkan kekhawatiran,. Pemerintah Australia bahkan telah mengeluarkan travel advisory kepada warganya untuk lebih waspada dalam bepergian ke wilayah Indonesia, termasuk Bali. Di sisi lain,masalah klasik seperti kemacetan menuju kawasan pariwisata Tanah Lot masih menjadi tantangan yang perlu diupayakan solusinya agar tidak terus menjadi rintangan yang dapat mengurangi minta berkunjung imbuh i wayan sudiana.

Sebagai bagian dari upaya promosi dan penguatan daya tarik budaya lokal, DTW Tanah Lot tengah merancang kegiatan latihan kesenian rindik, okokan dan tektekan di panggung terbuka yang baru saja selesai dibangun, okokan dan tektekan merupakan seni tradisional khas Kabupaten Tabanan. Latihan ini nantinya dapat diikuti oleh wisatawan secara langsung sebagai pengalaman budaya yang imersif. Meski masih dalam tahap perencanaan, pelaksanaannya akan mempertimbangkan kesiapan panggung terbuka dan faktor cuaca agar berjalan optimal dan tetap aman bagi pengunjung.

Menghadapi berbagai dinamika tersebut, DTW Tanah Lot tetap berkomitmen menjaga kualitas layanan dan daya tarik destinasi. Pemantauan terhadap isu-isu global dilakukan secara berkala untuk memastikan pengambilan keputusan yang responsif. “Kami akan terus melaporkan perkembangan dari waktu ke waktu dan siap melakukan penyesuaian strategi agar pengelolaan destinasi tetap adaptif dan berkelanjutan,” tegas I Wayan Sudiana. Dengan sinergi konservasi, inovasi, dan respons terhadap isu global, Tanah Lot diharapkan terus menjadi ikon pariwisata yang tangguh dan relevan. mas/pril