DENPASAR, OborDewata.com – Penjabat (Pj) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, menyambut gembira pemilihan Bali sebagai lokasi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan untuk menanam satu bibit mangrove yang telah diberkati oleh Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus. Bibit mangrove tersebut ditanam di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali, Serangan, Denpasar, pada Minggu (8/9) sore.
Mahendra Jaya mengatakan bahwa simbolisasi pelestarian alam dan perlindungan bumi melalui penanaman bibit mangrove tersebut sangat sejalan dengan kearifan lokal Bali, yaitu ajaran Sad Kerthi atau 6 Penyucian dan Pemuliaan, serta Tri Hita Karana (menjaga harmonisnya hubungan antara manusia dengan Tuhan “Parahyangan”, manusia dengan alam “Palemahan”, dan manusia dengan sesama “Pawongan”). “Karenanya, kami turut berbangga dan bersyukur. Dari lima bibit mangrove yang diserahkan Bapak Menko Marves kepada Yang Mulia Paus Fransiskus dan telah diberkati Beliau, salah satunya kini berada di Bali untuk tumbuh dan berkembang,” kata Mahendra Jaya. “Semoga doa dan berkat dari Yang Mulia Paus Fransiskus pada bibit mangrove tersebut akan memberikan vibrasi positif bagi kehidupan, kedamaian, kebahagiaan, harmoni, dan kelestarian alam Bali,” tandas pria kelahiran Singaraja tersebut.
Pj Gubernur juga berharap Bali dapat memberikan vibrasi positif, terutama dalam misi perlindungan dan pelestarian alam. “Atas nama Pemerintah Daerah dan masyarakat Bali, kami mengucapkan selamat datang kepada Bapak Menko Marves dan seluruh tamu undangan di Pulau Bali. Semoga taksu Bali memberikan vibrasi positif untuk kelancaran dan suksesnya kegiatan ini, serta meninggalkan memori yang indah,” katanya. “Hutan Mangrove di Tahura Ngurah Rai dahulu sebagian besar rusak akibat aktivitas tambak, kemudian mulai tahun 1984 secara bertahap dilakukan pemulihan, dan kini menjadi kawasan Hutan Mangrove seluas lebih dari 1.300 hektare yang menjadi rumah bagi 33 spesies mangrove dan 300 spesies fauna,” tambahnya lagi.
Sementara itu, Menko Marves Luhut B. Pandjaitan menyampaikan bahwa kelima bibit mangrove yang dikirim ke lima lokasi di Indonesia melambangkan Pancasila. “Yang Mulia Paus saat itu memberkati lima pohon yang akan ditanam di lima provinsi yang merepresentasikan Pancasila. Satu di Teluk Jakarta, satu di Medan, IKN, NTT, dan satu lagi di Bali,” kata Luhut.
Menko Marves juga mengungkapkan bahwa penanaman bibit mangrove kali ini menjadi sejarah karena tradisinya, pohon yang diberkati oleh pimpinan tertinggi Katolik dunia biasanya adalah pohon palem, bukan mangrove. Hal ini juga sebagai upaya untuk mengkoneksikan dengan Pusat Penelitian Mangrove Internasional Mohamed Bin Zayed-Joko Widodo di Bali. “Jadi tidak ada yang kebetulan. Ini adalah rencana alam semesta. Nanti, penelitian ini akan kami coba kembangkan, termasuk mengenai rumput laut yang berkaitan dengan lingkungan, seperti plastik yang menjadi masalah besar. Masalah sampah adalah persoalan paling krusial dan mungkin paling berat bagi saya,” kata Menko Marves.
Uniknya, dalam prosesi penanaman tersebut, Pj Gubernur Bali yang didaulat untuk menanam juga mengajak para calon dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali, yakni I Nyoman Giri Prasta serta I Made Muliawan Arya (De Gadjah), yang juga hadir dalam kesempatan tersebut. “Ini sebagai bukti bahwa Bali adalah Bali yang shanti, Bali yang terberkati,” tandas Pj Gubernur sesaat setelah penanaman.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Gereja Katedral Jakarta, Paus Fransiskus menerima bibit pohon mangrove dari Menko Marves sebagai simbol penghormatan terhadap perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia. Paus Fransiskus juga menyampaikan seruan kepada dunia untuk melindungi planet ini dan mendesak para pemimpin dunia untuk mematuhi Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim, yang bertujuan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C. mas/dx