LifeStyle

Wow! Jumlah Kasus HIV/AIDS di Bali Didominasi Laki-laki

896 Views

DENPASAR, OborDewata.com – Jumlah penderita HIV/AIDS di Bali didominasi laki-laki. Hal tersebut terungkap usai Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatatkan data kumulatif jumlah kasus HIV/AIDS di Bali sejak 1987 hingga September 2024. Terdapat sebanyak 31.361 kasus, terdiri atas 19.589 kasus HIV dan 11.772 kasus AIDS.

 

Jika diurutkan berdasarkan jenis kelamin, tercatat kasus HIV/AIDS pada perempuan sebanyak 11.317 kasus dan laki-laki 20.044 kasus. Untuk usia, temuan terbesar berada pada kelompok usia 20–29 tahun (11.401 kasus), diikuti usia 30–39 tahun (10.578 kasus), dan usia 40–49 tahun (5.074 kasus).

Iklan

 

Sementara lima kabupaten atau kota dengan kasus terbanyak adalah Denpasar (16.216 kasus), Badung (4.562 kasus), Buleleng (3.863 kasus), Gianyar (2.478 kasus) dan Tabanan (1.392 kasus).

 

Melihat data tersebut, Pj. Gubernur Bali mengatakan bahwa upaya penanggulangan AIDS membutuhkan lingkungan yang kondusif agar pelaksanaannya dapat berjalan harmonis dan produktif.

 

Sikap empati dan simpati terhadap ODHIV perlu ditunjukkan secara tulus agar mereka merasa diterima, lebih kooperatif dalam berinteraksi sosial, serta bebas dari rasa putus asa, stigma, dan diskriminasi. Pentingnya pendekatan inklusif dalam pemenuhan hak-hak individu, termasuk akses layanan kesehatan tanpa stigma dan diskriminasi.

 

“Implikasi dari sikap empati ini akan mendorong ODHIV menjadi agen pencegahan, bukan sebagai agen penularan seperti yang dikhawatirkan banyak pihak,” jelas, Mahendra Jaya pada, Selasa (3/12/2024).

 

Selain itu, Mahendra Jaya juga menambahkan berperilaku hidup sehat untuk menghindari infeksi HIV/AIDS adalah hal yang sangat penting. Sebab, sekali virus HIV masuk ke dalam tubuh, penularannya akan terus berlanjut pada generasi berikutnya. Sebanyak 70 persen dari total kasus terjadi melalui hubungan seks berisiko, baik heteroseksual maupun homoseksual, serta melalui air susu ibu positif HIV kepada bayinya. Selain itu, HIV/AIDS juga ditularkan melalui penggunaan jarum suntik tercemar HIV, yang banyak ditemukan pada pecandu narkoba suntik (penasun).

 

“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) melalui pendekatan keluarga secara disiplin dan bertanggung jawab. Setiap individu diharapkan menjauhi perilaku berisiko, menghindari narkoba, serta berani berkata Tidak pada narkoba (Say No to Drugs),” imbuhnya.

 

Ia berharap seluruh jajaran kesehatan, perangkat daerah, lembaga, dan mitra terkait dapat berperan aktif memberikan edukasi, melakukan sosialisasi, serta melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung penanggulangan HIV/AIDS di Provinsi Bali.

 

“Saya optimis kita bisa menghentikan epidemi HIV/AIDS jika konsisten dengan komitmen ‘Tepati Janji – Stop AIDS.’ Terapkan konsep A (Abstinence/puasa seks), B (Be faithful/saling setia), C (Condom use/gunakan kondom pada seks berisiko), D (Do not inject/jangan coba-coba menyuntik narkoba), dan E (Education/pelajari HIV secara mendalam). Kita perlu bersatu dan bekerja lebih keras untuk menghentikan laju epidemi HIV/AIDS,” tutupnya. ri/sathya