Ekonomi Bisnis

Sawah Jadi Villa, Koster Sebut Bali Defisit Beras

900 Views

DENPASAR, OborDewata.com – Alih fungsi lahan di Bali sangat tinggi sangat ekspansif sehingga lahan-lahan produktif sawah semakin berkurang. Hal tersebut diungkapkan oleh, Gubernur Bali Wayan Koster pada Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Pembangunan Bali 2025-2030, Jumat 11 April 2025 di Gedung Wiswa Sabha.

“Juga terlihat dari surplus beras di Bali itu menurun. Kemarin saya mendapatkan laporan Tahun 2024 surplus beras kita itu tinggal 53 ribu ton, 5 tahun yang lalu 100 ribu ton lebih jadi sudah menurun setengah,” jelasnya.

Iklan

Lebih lanjutnya ia mengatakan jika kondisi ini tidak dikendalikan maka alih fungsi lahan akan makin marak kedepannya.

“Tidak usah 100 tahun, 50 tahun mungkin beberapa tahun ke depan kita akan menghadapi ancaman ketersediaan pangan, kita akan menjadi bergantung dengan sumber pangan dari luar,” bebernya.

“Jadi itu sama aja kita menyerahkan nasib kepada luar tidak bisa kita kelola dgn sumber daya alam yang kita miliki sendiri ini harus kita atasi,” sambungnya.

Sebelumnya, Ketua Unit Subak Bidang Sosial Ekonomi Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. I Ketut Suamba, MP, beberkan total subak sawah yang ada di Bali berjumlah mencapai 1.596 subak. Namun secara keseluruhan, termasuk subak abian yang berada di lahan kering, jumlahnya lebih dari 3.000 subak.

Hal tersebut ia katakan pada acara Program Penguatan Ekosistem Subak dengan tema ‘Subak Spirit’ oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan di Pascasarjana Unud, Senin 11 November 2024.

“Perubahan fungsi lahan ini terutama berdampak pada subak sawah yang jumlahnya berkurang secara signifikan. Tantangan terbesar justru dialami oleh subak sawah, terutama di wilayah perkotaan seperti Denpasar, Badung, dan Gianyar, yang banyak mengalami alih fungsi untuk perumahan dan sektor pariwisata,” kata, Prof. Suamba. sar/sathya