DENPASAR, OborDewata.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali menyatakan stok babi hidup siap potong di Bali mencapai 65.000 ekor. Jumlah ini dianggap mencukupi untuk memenuhi kebutuhan menjelang Galungan dan Kuningan.
“Hari Raya Galungan tahun sebelumnya itu Bali menghabiskan 30 ribu ekor babi hidup,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada, Minggu (22/9).
Kata dia, dengan jumlah stok babi hidup ini, maka kondisinya surplus dengan proyeksi sebanyak 35.000 ekor babi hidup dipotong jelang Galungan dan Kuningan dengan harga per ekor diperkirakan mencapai Rp 49 ribu per kilogram.
“Kami lakukan pendampingan agar harganya tetap stabil karena tahun lalu itu harganya berkisar Rp 49 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram babi hidup,” katanya.
Babi hidup yang melebihi kebutuhan tersebut, lanjut dia, maka pelaku usaha dapat mengekspor komoditas babi itu ke luar daerah yang selama ini banyak melakukan permintaan ke Bali di antaranya Kalimantan Barat, Lampung dan beberapa provinsi di Sulawesi.
Ada pun selama periode Januari hingga September 2024, kata dia, sudah ada total sekitar 100 ribu ekor babi dijual ke luar Bali. “Paling banyak yang menyerap itu Kalimantan Barat, Sulawesi dan Lampung. Kalau Surabaya dan Jakarta tidak banyak menyerap,” ucapnya.
Sementara itu, mencermati stok yang melimpah seharusnya harga daging babi stabil. Meski begitu saat ini di pasaran, harga daging babi mengalami peningkatan terutama menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Saat ini harga daging babi di 60 pasar di Bali sesuai Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis mencapai rata-rata Rp 92 ribu per kilogram atau mengalami kenaikan sekitar dua persen dibandingkan kondisi satu minggu lalu mencapai Rp 89.500 per kilogram.
Ada pun harga tertinggi terjadi di Kabupaten Jembrana mencapai Rp100 ribu per kilogram atau naik dibandingkan satu minggu lalu sebesar Rp 98 ribu dan di Kabupaten Buleleng mencapai Rp 99.500 per kilogram atau naik dibandingkan harga sebelumnya Rp 90 ribu per kilogram.
Sunada menjelaskan kenaikan harga tersebut masih wajar mengingat tingginya permintaan di Bali dan dari luar daerah. “Itu (kenaikan harga) biasa. Di momen hari raya pasti harga daging babi meningkat,” katanya. sha/dx