JEMBRANA, OborDewata.com- Gerakan Aliansi Pengemudi Bali (GAPIBA) melakukan aksi pencekatan di Terminal Kargo Gilimanuk, Jembrana. Aksi ini menanggapi kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL). Mereka menyuarakan tuntutan para pengemudi.
Koordinator GAPIBA Bali, Farhan, menyatakan aksi ini bentuk dukungan. “Aksi ini ya kita lihat dari yang dipusatkan di Jawa Timur,” ungkapnya. Mereka mendukung aksi damai pengemudi di Jawa Timur.
Sekat Terminal Kargo
Puluhan pengemudi terlihat mengarahkan kendaraan bermuatan. Baik dari Pelabuhan Gilimanuk maupun sebaliknya. Mereka semua masuk ke Terminal Kargo Gilimanuk. Ini menyebabkan penumpukan kendaraan.
Farhan menjelaskan, GAPIBA menyampaikan beberapa tuntutan. Mereka ingin menghentikan operasi ODOL. Juga menuntut regulasi ongkos angkutan logistik. Selain itu, mereka meminta revisi UU No. 22 tahun 2009.
Pihaknya juga menuntut perlindungan hukum bagi sopir. “Aksi ini untuk lamanya ya kita tunggu intruksi dari Jawa Timur,” jelasnya. Mereka juga punya tuntutan lainnya. Solidaritas jadi tujuan utama aksi.
Farhan menambahkan, bila keinginan mereka tidak terpenuhi, mereka akan melakukan aksi lanjutan. “Bila keinginan para sopir tidak terpenuhi. Maka, pihaknya akan melakukan aksi-aksi lainnya seperti melakukan aksi mogok,” tegasnya.
Kasat Lantas Polres Jembrana, Iptu Aldri Setiawan, menerangkan kegiatan GAPIBA ini. “Kegiatan yang dilakukan oleh GAPIBA ini untuk menyampaikan keluh kesah. Terkait penindakan ODOL yang akan dilaksanakan,” terangnya. Penindakan akan berlangsung 14 Juli hingga 27 Juli 2025.
“Jadi, kita sampaikan ke mereka. Kita koordinasi juga sebelum mereka melakukan kegiatan,” ujarnya. Dia menjelaskan, bulan ini adalah masa sosialisasi. “Satu bulan ini kita melakukan tahapan sosialisasi. Jadi nihil dilakukan penindakan untuk rekan-rekan sopir yang membawa kendaraan khususnya truk,” jelasnya.
Terkait aksi pencekatan ini, Kasat Lantas berharap GAPIBA tidak menahan kendaraan logistik terlalu lama. “Karena banyak imbasnya nanti. Seperti yang kita dapati, dia membawa ikan yang takutnya nanti ikannya menjadi busuk,” pungkasnya. Hal itu dapat menimbulkan efek domino.
Situasi ini bisa menyebabkan permasalahan baru nantinya. Komunikasi terus berjalan antara kepolisian dan GAPIBA. Ini demi mencari solusi terbaik. Kedua belah pihak berupaya menjaga ketertiban.
Pengemudi truk merasa kebijakan Zero ODOL tidak adil. Mereka mengklaim tarif angkutan tidak sepadan. Kenaikan biaya operasional membebani. Mereka harus memuat lebih banyak barang.
Ini dilakukan agar tidak merugi di jalan. Padahal, kapasitas angkut terbatas. Tekanan ini menimbulkan dilema besar. Mereka berada di antara aturan dan kebutuhan.
Rencana Pemerintah
Pemerintah berencana menerapkan kebijakan ODOL secara penuh. Kebijakan ini bertujuan mengurangi kecelakaan lalu lintas. Juga meminimalkan kerusakan infrastruktur jalan. Namun, aspek sosial ekonomi harus diperhatikan.
Dialog antara pemerintah dan perwakilan pengemudi sangat penting. Ini untuk mencapai kesepakatan adil. Mencari titik temu demi kebaikan bersama. Solusi harus menguntungkan semua pihak.
Aksi solidaritas di Jawa Timur menjadi pemicu utama. Para pengemudi di Bali mendukung penuh. Mereka merasa memiliki nasib sama. Berjuang demi hak-hak mereka.
Terminal Kargo Gilimanuk menjadi saksi bisu. Ratusan kendaraan logistik tertahan di sana. Ini menunjukkan dampak langsung aksi pencekatan. Distribusi barang bisa terhambat.
Pihak berwenang mengimbau agar tidak ada tindakan merugikan. Terutama barang-barang yang mudah busuk. Ini bisa memicu kerugian ekonomi lebih besar. Dampaknya akan meluas.
Masyarakat juga akan merasakan dampaknya. Pasokan barang bisa terganggu. Harga kebutuhan pokok dapat meningkat. Pemerintah perlu segera mencari jalan keluar.
Para pengemudi berharap suara mereka didengar. Regulasi yang lebih berpihak kepada mereka. Kebijakan yang lebih manusiawi. Agar mereka dapat bekerja dengan tenang. ga