Berita

Tragis Kejadian Tanah Longsor di Gianyar, 2 Buruh Proyek Jadi Korban Jiwa Saat Bekerja

886 Views

GIANYAR, OborDewata.com – Jelang akhir tahun, cuaca buruk selalu menghantui Bali dan wilayah lain di Indonesia.

Sebab musim hujan sudah datang, dan biasanya sampai Februari atau Maret tahun setelahnya baru mereda. Sayangnya saat musim hujan ini, biasanya Bali terkepung berbagai bencana alam.

Seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, angin kencang, gelombang tinggi, dan bencana alam lainnya. Tentu saja hal ini harus ada antisipasinya.

Seperti yang terjadi di Gianyar, nyawa 2 buruh bangunan tak terselamatkan usai tertimbun tanah longsor. Korban inisial R usia 14 tahun, asal Probolinggo dan Warsito usia 27, asal Lumajang, Jawa Timur.

Keduanya tewas tertimbun tanah longsor saat bekerja di Banjar Tarukan, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Senin (9/12/2024).

Hujan dengan intesitas tinggi mengguyur Banjar Tarukan sejak pagi, hingga menjelang malam belum menunjukkan tanda-tanda reda. Hujan tersebut menyebabkan bencana alam di antaranya tanah longsor.

Korban saat itu sedang bekerja di rumah warga setempat. Kejadian ini berawal sekitar pukul 13.00 Wita, 5 buruh bekerja termasuk kedua korban.

Saat itu mereka membuat lubang fondasi senderan tembok merajan (tempat suci), milik I Wayan Beneng. Para buruh bangunan menggunakan cangkul, sekop dan alat manual lainnya dengan lebar 60 centimeter dan panjang 8 meter.

Sekitar pukul 14.30 Wita, pada saat ke-5 buruh bangunan ini bekerja dalam kondisi hujan. Tiba-tiba tembok pagar merajan longsor dan menimpa para pekerja.

Dua pekerja yang posisinya ada di dalam lubang galian, tidak bisa menyelamatkan diri sehingga tertimbun tanah dan material tembok longsoran.

Setelah itu, para pekerja lainnya segera berteriak minta tolong. Kemudian para saksi datang dan melihat Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang tembok pagar merajan sudah longsor.

2 pekerja tertimbun di dalamnya, dan laporannya segera ke pihak-pihak terkait. Pemilik proyek dan warga setempat langsung menggali tanah yang menimbun kedua pekerja ini.

Proses evakuasi ini berjalan cukup lama lantaran material yang mengubur korban cukup tebal. Setelah melakukan penggalian di tengah guyuran hujan, tubuh kedua korban akhirnya ada.

Namun saat itu keduanya sudah tidak bernyawa. Jenazah keduanya ke RSU Ari Santi, Ubud.

“Kedua pekerja meninggal dunia karena tertimpa tanah longsor,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta.

Dibya mengatakan, hujan pada Senin ini terjadi di hampir semua wilayah di Kabupaten Gianyar. Beberapa laporan tentang pohon tumbang dan tanah longsor pun telah masuk ke datanya.

Namun untuk kejadian yang menelan korban jiwa hanya di Banjar Tarukan. “Untuk kawasan lain, terdapat tanah longsor namun tidak menjadi prioritas penanganan. Kita hanya menangani kejadian yang menelan korban jiwa dan menganggu arus lalu lintas atau kepentingan umum,” ujarnya.

Beberapa hari terakhir cuaca ekstrem terjadi di wilayah Provinsi Bali, mulai dari hujan ringan hingga lebat dengan angin kencang dan gelombang tinggi. Namun hal tersebut tidak menandakan Bali mulai memasuki puncak musim hujan.

“Berdasarkan prakiraan musim dari Stasiun Klimatologi Jembrana, puncak musim hujan di Provinsi Bali akan datang secara berbeda-beda waktunya,” ujar Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah, Senin (9/12/2024).

Ia menambahkan, puncak musim hujan untuk sebagian wilayah di Bali prediksinya pada Desember 2024 dan sebagian lainnya prediksinya pada Januari hingga Februari tahun 2025. Saat ini kondisi cuaca terjadi hujan ringan hingga sedang secara merata di Bali.

“Kondisi cuaca Bali saat ini terpantau hujan ringan, hingga sedang merata di seluruh wilayah Bali, namun demikian tetap perlu waspada potensi bencana alam yang apat terjadi selama musim hujan ini,” imbuh Diana.

Prakirawan Diana menyampaikan, masih ada potensi hujan ringan hingga lebat untuk 5 hari ke depan. “Masih ada potensi hujan ringan hingga lebat dalam 5 hari ke depan, karena saat ini MJO masih aktif dan terdapat pola pertemuan angin di wilayah Bali yang mendukung pertumbuhan awan-awan hujan,” ungkapnya.

Imbauan kepada masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem, dan dampaknya yang dapat terjadi selama musim hujan ini, seperti hujan lebat, dengan petir atau kilat, angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang, banjir serta tanah longsor. sha/dx