DENPASAR, OborDewata.com – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace prediksi tingkat okupansi Hotel di Bali meningkat saat Libur Natal dan Tahun Baru (2024/2025). Menurutnya, tingkat okupansi hotel di Bali akan bervariasi. Meski beberapa kawasan premium seperti Nusa Dua diperkirakan mencapai okupansi tinggi, tantangan tetap ada, termasuk kebijakan pemerintah dan pemberitaan negatif terkait pariwisata Bali.
“Ya kalau kita ngomong akhir tahun ini memang kita ada beberapa tantangan akhir-akhir ini, pemberitaan yang mengatakan Bali tak layak dikunjungi kemudian Australia juga ikut juga bikin berita, itu hal yang biasa. Saya kira kalau saja kita tidak ada gangguan apapun pada beberapa wisata, beberapa kawasan di Bali, khususnya Nusa Dua, ini saya yakin (okupansi) masih bisa ada 90 persen bahkan 100 persen kalau kita ngomong weekly-nya, bulanannya,” jelasnya.
Mantan Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023 ini menambahkan, okupansi secara keseluruhan selama setahun di kawasan Nusa Dua diperkirakan mencapai 80 persen karena didukung momentum high season. Namun, beberapa kebijakan pemerintah turut menjadi perhatian para pelaku usaha, termasuk rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
“Nah, kemudian ada kebijakan pemerintah untuk mengurangi biaya perjalanan. Demikian juga banyak pengusaha-pengusaha wait and see dengan kebijakan pemerintah ke depan dengan naiknya PPN 12 persen dan sebagainya. Ini juga menjadi persoalan kita yang akan memengaruhi keinginan orang untuk berwisata, tapi saya yakin untuk kawasan tertentu (okupansi) bisa 90 persen terpenuhi seperti Nusa Dua dan sebagainya,” jelasnya.
Sementara itu, untuk kawasan lain seperti Kuta, Sanur, Ubud, Candidasa, dan Lovina, tingkat okupansi diprediksi beragam. Homestay di wilayah Bangli juga memberikan kontribusi terhadap angka okupansi akomodasi di Bali.
“Tapi kalau kita ngomong Bali secara keseluruhan, selain Nusa Dua, Kuta, ada Sanur, Ubud, Candidasa, ada Lovina juga, ini kan kita masukkan ke dalam peta Bali semua. Di daerah Bangli juga banyak homestay-homestay yang muncul, kalau itu kita kategorikan sebagai akomodasi maka angka 67 persen itu sudah angka (prediksi okupansi) yang saya bisa lihat di akhir tahun ini,” katanya.
Menurut Cok Ace, kawasan tertentu memang dapat mencapai angka okupansi tinggi, hingga 80-100 persen, namun di lokasi lain tingkat hunian masih di kisaran 50%. Secara rata-rata, okupansi di Bali diperkirakan berada di angka 60-70 persen.
“Beberapa kawasan iya, ada 80 persen, 90 persen, dan 100 persen persen iya. Ada beberapa. Tapi di tempat-tempat tertentu bisa 50 persen, jadi kalau kita lihat average-nya masih antara 60-70 persen,” tandasnya. tim/dx