DENPASAR, OborDewata.com – Meski telah menyampaikan permintaan maaf dengan mendatangi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, manajemen Atlas Beach Club serta pihak yang bertanggung jawab atas penayangan simbol Dewa Siwa dinilai masih perlu menyampaikan permohonan maaf secara tertulis dan terbuka kepada umat Hindu.
Ketua Tim Hukum, Putu Wirata Dwikora, menegaskan bahwa pernyataan maaf seharusnya ditandatangani oleh pejabat tertinggi dalam manajemen, termasuk direktur dan komisaris, bukan hanya pegawai di tingkat humas. Hal ini penting agar tanggung jawab terhadap kejadian serupa dapat dicegah di masa depan.
“Sangat penting setingkat direktur yang bertandatangan dalam pernyataan maaf, termasuk komisaris. Jangan hanya pegawai atau manajemen bawah seperti humas yang menyampaikan maaf. Ini harus menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari direktur hingga operator di lapangan,” ujar Wirata Dwikora.
Peristiwa ini dinilai sangat sensitif karena menyangkut aspek keagamaan yang dapat memicu ketegangan sosial. Selain manajemen Atlas, permintaan maaf juga diminta dari dua pegawai yang bertanggung jawab langsung, yakni operator pemutaran video dan pegawai yang menyiapkan materi visual, guna menjelaskan bagaimana simbol Dewa Siwa bisa ditampilkan di layar klub malam tersebut.
Ketua PHDI Bali, Nyoman Kenak, SH, menyampaikan bahwa pihaknya telah mencatat seluruh pernyataan yang disampaikan oleh manajemen Atlas Beach Club. Ia juga mengakui bahwa sejak video simbol Dewa Siwa beredar di media sosial, banyak umat Hindu yang merasa kecewa dan marah, bahkan muncul desakan agar kasus ini diproses secara hukum.
“Ada pihak yang ingin memperkarakan kasus ini secara hukum, ada pula yang menilai peristiwa ini telah menyebabkan kegaduhan serta ketidakseimbangan secara spiritual. Dalam tradisi Hindu, kejadian seperti ini biasanya diikuti dengan upacara Guru Piduka atau Bendu Piduka untuk mengembalikan keseimbangan,” ujar Nyoman Kenak.
PHDI Bali menegaskan bahwa langkah selanjutnya, termasuk keputusan terkait rekomendasi atas insiden ini, akan ditentukan setelah menerima pernyataan maaf tertulis dari pihak Atlas serta memastikan pelaksanaan upacara Guru Piduka telah dilakukan. Keputusan ini juga akan mempertimbangkan masukan dari berbagai elemen umat Hindu. tim/dx