Olahraga

Tak Miliki Rekomendasi Pusat, Ketua MI Badung Inginkan Event Canggu Fight Night Knees of Fury 96 di Atlas Super Club Harus Ditunda

946 Views

BADUNG, OborDewata.com – Ketua Umum Pengcab Muaythai Indonesia Badung, Marcos Manurung, menegaskan meskipun pihaknya telah mengeluarkan rekomendasi terhadap event Canggu Fight Night Knees of Fury 96 yang rencananya digelar di Atlas Super Club, Canggu, pada Minggu malam, 25 Mei 2025, tetap harus ditunda. Pasalnya, event tersebut belum bisa dilaksanakan karena tidak adanya rekomendasi dari PBMI pusat, sesuai aturan organisasi.

 

“Kami memang akhirnya mengeluarkan rekomendasi pada H-2 setelah diminta oleh Sekum pbmi Provinsi Bali dan hasil rapat dengan pihak penyelenggara. Tapi saya tegaskan, rekomendasi dari pusat itu syarat utama, dan itu tidak pernah keluar sampai sekarang. Tanpa rekomendasi pusat, event seperti ini tidak bisa dilaksanakan,” ujar Marcos saat dikonfirmasi pada Minggu pagi (25/5/2025).

 

Marcos juga mengungkapkan bahwa sejak awal, pihaknya tidak merekomendasikan event tersebut karena menyangkut aspek keselamatan, prosedur resmi, dan rencana awal melibatkan petarung asing. “Saya sudah sampaikan dalam rapat malam 23 Mei jam 10 malam. bahwa event ini berat untuk dilaksanakan. Apalagi sempat ada rencana mendatangkan petarung luar negeri, itu jelas perlu izin khusus dari pusat dan pihak kepolisian. Tapi rekomendasi dari pbmi pusat tidak ada, jadi seharusnya ditunda,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, ia mengaku kecewa karena tidak satu pun atlet dari Badung dilibatkan dalam event tersebut, meskipun digelar di wilayah mereka. “Saya juga kecewa, tidak ada atlet dari Badung yang ikut serta, padahal ini event di daerah kami. Malah dari kabupaten lain yang diundang, walaupun hanya status exhibition. Karena itu, sejak awal kami tidak merekomendasikan,” tegasnya. Ia juga menyayangkan bahwa alur rekomendasi dilangkahi, di mana rekomendasi dari pbmi Provinsi Bali terbit lebih dulu dibanding pbmi Badung.

 

“Seharusnya rekomendasi dimulai dari kabupaten, lalu provinsi, dan terakhir pusat. Tapi ini justru Badung dilangkahi. Padahal aturan dari PBMI jelas: urutan administratif harus runtut,” terang Marcos. Marcos menutup dengan menyatakan bahwa MI Badung tidak menolak perkembangan olahraga Muay Thai, namun seluruh pihak harus mengikuti prosedur yang berlaku. “Kami mendukung kegiatan seperti ini. Tapi jangan abaikan prosedur dan izin. Ini menyangkut keselamatan dan legitimasi organisasi,” pungkasnya. tim/ama/tra/sathya