Nasional

VIRAL! Sebut Pedagang Es Teh ‘Goblok’ Gus Miftah Umumkan Mundur dari Jabatannya

888 Views

NASIONAL, OborDewata.com – Miftah Maulana Habiburrahman yang akrab dengan sebutan Gus Miftah, akhirnya memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Usai kegaduhan saat dirinya viral mengatai seseorang pedagang es teh dengan kata kurang pantas.

Dalam cuplikan video yang beredar luas di media sosial. Gus Miftah dengan candaannya, memanggil kemudian mengatainya ‘goblok’ yang kemudian membuat gelak tawa pecah.

Hanya saja, ini menjadi kontroversi di tengah masyarakat karena Gus Miftah adalah seorang ulama, dan candaan kurang pantas itu terjadi saat acara pengkajian. Yang notabene harus jauh dari bahasa kurang pantas, sehingga viral dan menjadi polemik.

Alhasil, Gus Miftah yang mendapat tekanan, karena perkataannya itu terus menerima cacian dan hujatan netizen.
“Saya memutuskan mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” tegas Gus Miftah, dalam konferensi pers di kawasan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (6/12/2024) siang.

Gus Miftah yang juga pendakwah ini, mengatakan keputusan mengundurkan diri bukan karena tekanan siapa pun, bukan karena permintaan siapa pun termasuk dari Presiden Prabowo Subianto.

“Tetapi keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang mendalam terhadap Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat,” ujarnya terbata-bata seperti hendak menangis.
Gus Miftah mengatakan, keputusan ini bukanlah sebuah akhir atau langkah mundur. “Melainkan langkah awal untuk terus berkontribusi pada bangsa dan negara dengan cara lebih luas dan beragam,” ujarnya.

Gus Miftah mengatakan, seorang berjiwa besar pernah berkata kalau jabatan itu adalah titipan sementara, itu adalah sarana untuk berbuat kebaikan.
“Oleh karena itu sebagai seorang pendakwah dan pelayan umat, saya merasa bahwa pengabdian pada bangsa dan negara Indonesia tidak terbatas, saat menjabat dan memiliki kedudukan semata tapi mencakup seluruh ruang di mana saya bisa berikan manfaat,” ujar Gus Miftah.

Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto resmi melantik sejumlah tokoh menjadi Utusan Khusus Presiden pada 22 Oktober 2024 lalu. Gus Miftah menjadi salah satu dari tujuh Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto.

Berdasarkan tanggal pengangkatan menjadi Utusan Khusus Presiden, maka Gus Miftah baru satu kali menerima gaji bulanan. Sebagai pejabat setingkat menteri, gaji dan tunjangan yang diterima oleh para Utusan Khusus Presiden telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2024.

Gaji tersebut belum termasuk tunjangan dana operasional yang nominalnya sekitar di atas Rp100 juta. Gus Miftah juga mengaku belum menerima gaji, lantaran sebelum mengundurkan diri baru menjabat sebagai utusan khusus selama 1,5 bulan. “Artinya sampai hari ini pun saya belum menerima gaji dari negara. Alhamdulillah saya belum menggunakan fasilitas negara, termasuk rumah dinas,” imbuhnya.

Gus Miftah mengatakan, barang-barang yang ia kenakan, termasuk jam tangan mewah yang juga menjadi sorotan sudah ada sejak lama. “Artinya itu jelas bukan merupakan fasilitas dari negara, tapi barang lama yang sudah Alhamdulillah Allah berikan kepada saya,” ungkapnya.

Gus Miftah pun, akan tetap berdakwah setelah memutuskan mundur sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

“Secara prinsip, semua orang punya gaya dakwah masing-masing, punya karakter masing-masing. Karakter itu akan tetap akan saya pertahankan. Cuma, dengan pemilihan kata dan diksi yang lebih berhati-hati. Karakter dakwah mungkin tetap sama tetapi dengan pemilihan diksi dan kalimat yang lebih santun,” katanya.

Istana melalui Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, merespons soal mundurnya Miftah Maulana. Pihaknya kata Hasan menghormati keputusan Miftah mundur dari Utusan Khusus Presiden tersebut. “Kita hormati keputusan beliau,” kata Hasan.

Ketika ditanya siapa pengganti Miftah, Hasan mengaku belum tahu. “Saya belum punya informasi soal itu,” kata Hasan. Menurutnya mengenai pengganti Miftah merupakan hak Prerogatif Presiden Prabowo Subianto. “Itu hak prerogatifnya presiden,” katanya.

Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB, Maman Imanulhaq, meminta Kementerian Agama (Kemenag) melakukan sertifikasi bagi seluruh juru dakwah di Indonesia agar materi dakwah tidak keluar dari nilai keagamaan.

Hal itu disampaikannya sekaligus merespons viralnya kasus Miftah Maulana Habiburrahman yang mengolok-olok pedagang es teh. “Kasus penghinaan yang terjadi kepada tukang es oleh juru dakwah itu harus menjadi pembelajaran bagi kita. Kementerian Agama perlu melakukan sertifikasi juru dakwah,” kata dia.

Maman menyebut, seorang juru dakwah harus menguasai sumber-sumber nilai keagamaan baik itu Alquran, Hadist dan juga sumber-sumber klasik. Selain itu, lanjut Maman, pendakwah juga dianjurkan memiliki tema-tema pokok keagamaan dalam setiap sumber ceramah.

Dia juga menekankan tidak boleh ada bahasa kotor maupun candaan yang mengolok-olok pihak lain saat berdakwah. Lebih lanjut Maman meminta Kemenag dan masyarakat untuk menjadi pengawas, apabila ada juru dakwah yang melanggar aturan.

Jika juru dakwah tersebut melakukan pelanggaran, kata Maman, maka perlu ada surat teguran hingga sanksi. “Perlu ada kontrol yang baik dari masyarakat itu sendiri, termasuk juga dari Kementerian Agama di daerah terkait dan teguran bagi yang melanggar etika, melanggar tata kesopanan publik, dan melanggar keadaban publik,” ujarnya. sha/dx