DENPASAR, OborDewata.com – Hiruk pikuk Kota Denpasar ternyata juga menyimpan fenomena mempunyai 1.601 kasus TB tercatat di Kota Denpasar pada tahun 2024, melebihi target Depkes sebesar 1.450 kasus. Tidak hanya itu saja, bahkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) beberkan data tiga Kabupaten/Kota di Bali sumbangkan angka kemiskinan ekstrem. Tiga Kabupaten tersebut diantaranya adalah Kabupaten Buleleng, Karangasem dan Kota Denpasar. Hal tersebut diungkapkan oleh, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti pada pengukuhan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali oleh Gubernur Bali, Kamis 17 April 2025.
Jumlah penduduk miskin di Kota Denpasar 27,27 persen, Kabupaten Karangasem 27,76 persen dan Kota Denpasar 36,55 persen. “Tiga kabupaten ini proporsinya terhadap jumlah orang miskin di Bali 49,66 persen dari total penduduk disekitarnya. Kabupaten Buleleng kan daerah asal Pak Gubernur,” jelasnya.
Lebih lanjutnya Amalia mengatakan ia mencoba simulasikan secara sederhana seandainya nantinya Gubernur Bali dapat mengurangi 50 persen orang miskin di tiga Kabupaten ini atau kira-kira menurunkan 45 ribu orang miskin di Tiga Kabupaten ini Provinsi Bali bisa menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 1 persen menjadi 3 persen dari 4 persen.
“Kemudian kalau ditanya tingkat kedalaman kemiskinan artinya jika kita memiliki garis kemiskinan seberapa dalam dan jauh jaraknya dari garis kemiskinan semakin jauh dari garis kemiskinan semakin tinggi indeks kedalaman kemiskinannya. Indeks kedalaman kemiskinan itu menunjukan seberapa jauh rata-rata pengeluaran orang miskin disana dan seberapa parah tingkat kemiskinan orang disana,” bebernya.
Ia menyarankan Kepala Daerah dalam hal ini, Gubernur harus memfokuskan pada titik-titik yang bisa memberikan hasil kebijakan pengurangan kemiskinan ekstrem bisa lebih efektif dan efisien. Sementara untuk kemiskinan ekstrem di Bali, satu catatan dari BPS ranking kemiskinan ekstrem di Bali sudah sangat rendah atau sekitar 184,43 persen dan berada diperingkat 26 secara nasional.
“Yang paling banyak penduduk kemiskinan ekstrem di Kota Denpasar, Buleleng dan Karangasem. Jadi kalau Gubernur Intervensi ke Buleleng sekaligus mengentaskan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem,” bebernya.
Tanggapi hal tersebut, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan akan bersinergi dengan Bupati/Walikota terkait untuk kurangi angka kemiskinan di Bali.
“Harus dilakukan intervensi kebijakan. Nanti saya akan koordinasi dengan Bupati supaya bersinergi dalam mengurangi kemiskinan secara lebih progresif,” tutupnya.
Sementara dari pemberitaan sebelumnya, untuk pencegahan penyebaran kasus tuberkulosis (TB) di Kota Denpasar menjadi hal utama, khususnya bagi Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Denpasar.
Adapun kasus TB di Kota Denpasar tahun 2024 sebesar 1.601 kasus. Angka tersebut melebihi target yang ditetapkan Depkes sebesar 1.450 kasus.
Dalam rangka pencegahan, Ketua Harian PPTI Cabang Denpasar, I Gusti Ngurah Wibawa menyampaikan bagi keluarga yang mendampingi penderita TB harus dilakukan dengan meningkatkan terapi pencegahan TBC.
Upaya ini dilakukan dengan memberikan obat pencegahan bagai keluarga pendamping untuk mencegah penularan. Hal tersebut disampaikannya Senin, (14/4) saat di temui disela-sela penyuluhan di Denpasar.
“Kami berharap keluarga pendamping penderita TB mau untuk minum obat pencegahan agar tidak terpapar virus TB,” tegasnya. Untuk itu pihaknya bersama kader yang ada di puskesamas di masing-masing kecamatan terus gencar melakukan penyuluhan ke banjar-banjar. Seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu di Banjar Pemogan, Denpasar Selatan. Sampai akhir Maret 2025 jumlah penderita yang sedang berobat sebanyak 32 orang. uni/mas/sathya