Sosial Budaya

Rahina Tumpek Wayang PHDI Denpasar Gelar Menek Kelih hingga Metatah Masal

1.1K Views

DENPASAR, OborDewata.com – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Denpasar menggelar acara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Metatah Masal Tahun 2023 Pura Agung Lokanatha yang berada di Taman Kota Lumintang Denpasar, Sabtu (25/11/2023) bertepatan pada Tumpek Wayang. 

Acara itu dihadiri Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Wakil Walikota Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede,  Sekertaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Ketua Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM – PHDI Pusat Dr. Ir. I Wayan Jondra, M.Si., Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak didampingi I Putu Wirata, Ketua PHDI Kota Denpasar I Made Arka. Termasuk dari Kepolisian dan TNI. 

Iklan

Sebanyak 450 umat mendaftar mengikuti acara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Metatah Masal Tahun 2023 yang dipuput oleh tujuh sulinggih dari berbagai soroh dan pasemetonan. 

Upacara tersebut digelar sebagai wujud pelayanan PHDI Kota Denpasar bagi umat Hindu yang kedua kalinya, setelah sukses melaksanakannya di Kantor PHDI Bali yang diikuti 200 umat. 

Ketua PHDI Denpasar I Made Arka mengatakan, umat yang mengikuti acara itu hanya dikenakan dana punia sesuai kemampuannya masing-masing. 

Mereka tidak dipatok membayar besaran tertentu, hal itu sebagai bentuk melatih rasa melakukan bhakti sesuai kemampuannya. Acara diperkirakan habis Rp150 juta sampai dengan Rp200 juta.

“Ada yang melakukan punia Rp1 juta, bahkan ada punia Rp20 ribu,” ujarnya. Acara itu pula mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Denpasar. Bahkan Walikota mengagumi acara itu yang banyak diminati umat. 

Selanjutnya, acara serupa akan kembali digelar dalam membantu umat lebih banyak. Sementara acara itu diikuti oleh umat Hindu Denpasar sebanyak 75 persen, sisanya baru dari daerah lain yang kebanykan tinggal di Denpasar. 

Para peserta yang mengikuti acara tersebut mereka mendaftar langsung ke Kantor PHDI Denpasar. Upaya itu agar umat yang mengikuti acara bisa mengetahui langsung kantor PHDI. “Kali ini umat daftar langsung ke kantor. Memang acara sebelumnya umat bisa daftar melalui google form,” ungkapnya. 

Bahwa upacara acara Menek Kelih, Pawintenan Saraswati, Sapu Leger, dan Metatah merupakan yadnya yang menjadi kewajiban para orangtua sebagai bentuk kasih sayang kepada anak-anaknya.

Kegiatan itu dilaksanakan untuk meringankan umat tanpa mengurangi makna upacara tersebut. 

Terkait penjelasan makna upacara dijelaskan oleh Ketua Pantia Dr. Komang Indra Wirawan, S.Sn., M. Fil. H yang juga Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mahadewa Indonesia.

Ia pun menyampaikan, pelaksanaan upacara ini secara bersama-sama dimaknai sebagai upaya menghapus stigma upacara dan Yadya di Bali ini menelan biaya yang besar dan cenderung menjadi beban.

“Penyelenggaraan upacara ini, merupakan wujud implementasi jiwa gotong royong dan kebersamaan sebagai budaya yang sejak lama tertanam dalam masyarakat di Bali yang dikenal sebagai spirit Vasudhaiva Kutumbakam, sehingga para peserta hanya perlu berpunia semampunya tanpa ada batasan besaran yang harus diberikan,” ujar I Made Arka.            

Pada kesempatan itu, Walikota ikut ngayab nyangging metatah dan memberikan dana punia. 

Dalam kesempatan itu Jaya Negara mengatakan, Metatah merupakan prosesi upacara yang memiliki arti untuk memanusiakan manusia sesuai dengan hakikatnya, serta memelihara hubungan yang harmonis antara umat manusia dengan sang pencipta.

“Sebagai manusia kita semua tidak terlepas dari siklus hidup mulai dari kandungan, hingga beranjak mamasuki usia dewasa, serta astungkara membawa kebijaksanaan sesuai dengan kodrat sebagai manusia, demikian yang mendasari makna dari prosesi Metatah,” ungkap Jaya Negara.

Sedsngkan, Ketua Panitia Komang Indra Wirawan menambahkan agar umat yang melaksanakan upacara tersebut mengerti maknanya. Dengan melaksankan upacara tersebut mampu mengubah karakter manusia agar lebih baik, mendapatkan jalan baik sekala dan nisakala yang baik dan ingat selalu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Ketua PHDI Bali Nyoman Kenak bersama Ketua Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM – PHDI Pusat Dr. Ir. I Wayan Jondra sepakat mendukung upacara tersebut yang dapat meringankan umat. 

Mereka memberikan apresiasi kepada umat Hindu yang sudah rutin melakukan upacara masal pada masing-masing daerahnya. Para tokoh umat juga bisa memberikan panutan kepada masyarakat agar melaksanakan upakara yang sederhana dan penuh makna. ar/sathya