LifeStyle

PLN Dinilai Gagal Paham, Ketua Paiketan Krama Bali: Minta Pahami Karakter Masyarakat Bali

926 Views

DENPASAR, OborDewata.com – Ketua Umum Paiketan Krama Bali, Dr. Ir. I Wayan Jondra menyoroti kegaduhan soal penjor menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Hal itu sebagai bukti Pejabat PLN gagal memahami karakter masyarakat Bali, yang selama ini menjadi konsumen PLN terbaik di Indonesia, karena nihil tunggakan.

“Pejabat PLN jangan omong saja, mesti beri contoh, danai desa adat untuk membuat contoh pemasangan penjor yg aman tanpa kehilangan makna, dengan menggandeng tokoh agama dan tokoh adat,” tegas Jondra yang juga Dosen Jurusan Teknik Elektro, Progam Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bali (PNB) di Denpasar, Minggu (16/11).

Menurutnya, kegaduhan itu tidak lepas, karena PLN Distribusi Bali belum tuntas mengamankan jaringannya yang terbuka, misalnya dengan memasang “Tekep Isolator” dan mennganti kabel AAAC dengan kabel AAAC-S (Kabel tegangan menengah berisolasi).

Sosialisasi PLN harus jelas, tidak semua kabel PLN tidak boleh disentuh penjor. Kabel berisolasi jenis medium voltage twested insulated cable (MVTIC) aman di tempel penjor. Kabel tegangan rendah jenis low voltage twisted cable (LVTC) Juga aman ditempel penjor.

“Tidak semua kabel PLN tenget (harus bebas dari sentuhan penjor). Jika ada kabel berisolasi tersebut terkelupas dan mengakibatkan fatal, tentu 100% akibat kelalaian PLN,” bebernya.

Diharapkan kpada segenap umat Hindu, silahkan membuat dan mendirikan penjor dengan tetap memperhatikan keamanan, dengan mengenali kabel di sekitar denagn aman.

“Jika tidak kenal atau tidak paham telp PLN dengan nomor 123. Jika gegabah dan kesetroom yang rugi kita sendiri. Atas nama Ketua Umum Paiketan Krama Bali saya menyampaikan Selamat Merayakan Hari Raya Galungan dengan khidmat, cerdas, damai dan selamat,” ujarnya.

Kepada PLN kedepannya pihaknya menghimbau untuk melakukan sosialisasi dengan metode yang tepat oleh aktor yang tepat. Hal-hal yang bersentuhan dengan eksistensi tradisi, adat, budaya dan Agama, gunakanlah aktor yang tepat.

Selain itu, intonasinya juga harus tepat bukan memerintah, tetapi koordinatif sifatnya, dengan dialog-dialog yang elegan. tra/dx