JAKARTA, OborDewata.com – Imbas Penyebaran Covid-19 telah mengubah kehidupan kita dari berbagai macam aspek. Situasi saat ini menjadikan masyarakat harus lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja. Pasalnya, beberapa waktu lalu diawal pandemi juga ada aturan yang membatasi aktivas diluar rumah, seperti tidak bisa bekerja atau sekolah seperti biasa, berkumpul bersama teman-teman, dan pergi berekreasi. Kemudian, kondisi ini diperparah lagi dengan tidak adanya kejelasan kapan situasi ini akan berakhir, sehingga berpengaruh bagi kesehatan mental seseorang. Untuk menjaga kesehatan mental, banyak orang mencoba cara-cara kreatif agar mereka mengisi waktu mereka selama di rumah saja misalnya dengan memasak, membaca buku, menonton film, berolahraga, dan termasuk membuat karya seni.
Efek dari aturan pembatasan aktifas di rumah beberapa waktu yang lalu, para seniman benyak melahirkan lukisan, seperti halnya, I Nyoman Sujana Kenyem asal Ubud, Gianyar, I Made Dolar Astawa asal Gianyar, Wayan Suastama asal Lalanglinggah Tabanan, I Ketut Suasana Kabul Asal Apuan Tabanan, Ni Wayan Sutariyani Adnyana asal Denpasar, dan dr. Bagus Darmayasa yang merupakan Dirut RS Puri Raharja dan Raisa Alyaa Rizqi. Dengan banyak lukisan yang dihasilkan para 7 seniman tersebut mengikuti Pameran Lukisan Vartcine 1, di Imperial Klub Golf Lippo Karawaci, Jakarta dari 23 Oktober hingga 6 November 2022

dr. Bagus Darmayasa menjelaskan, aktivitas seni bukanlah hanya kegiatan untuk mengisi waktu luang, melainkan juga memiliki dampak secara psikologis bagi yang melakukannya. Kegiatan seni yang dilakukan, oleh kebanyakan orang, biasanya ditujukan sebagai wadah ekspresi diri.
“Ketertarikan kita dalam melakukan kegiatan tersebut digerakkan oleh dorongan-dorongan bawah sadar kita yang membuat dorongan tersebut tersalurkan dengan tepat dan membuat diri lebih nyaman lagi. Berdasarkan riset-riset ilmiah, seni merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, seni sering juga digunakan sebagai media untuk melakukan terapi psikologis yang lebih sering dikenal sebagi Art Therapy,” ujarnya
Bagus Darmayasa melanjutkan, sejatinya Art therapy merupakan kombinasi antara teknik-teknik terapi psikologis dan proses kreatif, untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang. Tujuan dari art therapy adalah untuk memanfaatkan proses kreatif untuk membantu seseorang mengeksplorasi diri, sehingga nantinya akan membantu orang tersebut dalam menghadapi permasalahan.
“Jadi, kita tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan seni untuk terlibat dalam terapi ini, serta ini bisa dilakukan oleh segala usia. Teknik-teknik yang biasa digunakan biasanya seperti menggambar, melukis, mewarnai, memahat, membuat kolase, atau menari. Selagi mengerjakan suatu karya seni, kita menganalisis apa yang telah dikerjakan dan bagaimana perasaan kita terhadap pekerjaan tersebut. Melalui seni, kita dapat melihat konflik dalam diri yang dialami sehingga mempengaruhi pikiran, emosi dan perilaku,” pungkasnya. sathya