DENPASAR, OborDewata.com – Lontaran-lontaran wacana pembangunan Bandara Bali Utara disikapi tegas oleha Wakil Ketua Bidang Ekonomi Hubungan Internasional Kadin Bali, Rudianto, yang menilai wacana tersebut hanya mimpi-mimpi saja. Pasalnya, rencana tersebut sulit untuk terealisasi jika infrastruktur dasar, seperti jalan tol yang menghubungkan Bandara Ngurah Rai dengan kawasan utara Bali, belum dibangun.
“Jangan bermimpi bangun bandara Bali Utara kalau jalan tol yang menghubungkan Ngurah Rai dengan Kubutambahan belum ada. Jalan tol dari Ngurah Rai ke utara itu biayanya bisa mencapai Rp 20 triliun. Siapa yang mau membangun kalau tidak masuk dalam hitungan bisnis?” tegas Rudianto, menangggapi wacana pembangunan bandara Bali utara dengan media, pada Sabtu (16/11/2024).
Rudianto menilai banyak pihak yang terjebak dalam euforia politik dan mengeluarkan wacana tanpa mempertimbangkan realitas finansial dan teknis. Menurutnya, proyek besar seperti pembangunan bandara Bali Utara harus didukung oleh infrastruktur yang memadai terlebih dahulu.
Lebih lanjut, Rudianto juga menyoroti terkait kerjasama dengan kontraktor asal China yang dilaporkan akan menandatangani Memorandum of Understanding (MOU). “Pertanyaannya, dengan siapa uang itu akan digunakan? Semua uang di China kini dikuasai oleh Partai Komunis, sementara BUMN-nya tidak memegang dana sebesar itu,” ujarnya.
Selain itu, Rudianto juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai ketertarikan wisatawan asal China yang menurun. “Tamu-tamu dari China sekarang sudah tidak tertarik ke Bali lagi. Mereka lebih memilih negara tetangga karena lebih aman dan bebas visa,” jelasnya.
Pernyataan Rudianto ini menggarisbawahi pentingnya perencanaan yang matang dan realistis dalam setiap proyek infrastruktur besar di Bali, terlebih yang menyangkut sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian pulau ini. tim/ama/ksm